• Uncategorized

Diabetes bisa Diatasi

Written by on 1 June 2016

Penyakit kencing manis yang juga dikenal dengan Diabetes Melitus memang bukan suatu ungkapan asing bagi sebagian kita. Saking banyak penderitanya di muka bumi, maka tanggal 18 April setiap tahunnya dikenal sebagai Hari Diabetes Melitus sedunia. Penyakit ini sendiri adalah suatu gangguan metabolik, demikian ucap dr. Jhuharina. “Yang berperan di dalamnya adalah insulin,” demikian tambah dr. Jhuharina yang akrab disapa dengan dr. Rina.

Kita juga harus mengetahui bahwa di dalam tubuh manusia ada 2 arus utama yang membuat seseorang menderita diabetes, yaitu tubuh manusia yang tidak memproduksi hormon insulin dan tubuh manusia yang memproduksi insulin, “tapi dia (insulin-nya) tidak bisa mengenali gula,” dr. Rina menjelaskan lebih lanjut. Hormon insulin adalah hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat dan bersifat anabolik, atau berkemampuan meningkatkan penggunaan protein. Dan terkait dengan diabetes melitus, tubuh manusia dalam kondisi normal, saat kadar gula darah pada tubuh meningkat hormon insulin-nya akan mampu mengenali kondisi tersebut.

Namun ada juga tubuh manusia yang saat mengalami peningkatan kadar gula dalam darahnya, justeru tidak mampu mendeteksi keadaan tersebut. Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat tubuh manusia tidak dapat mengendalikan peningkatan kadar gula dalam darahnya. Peningkatan kadar gula dalam darah dapat mengakibatkan gangguan fungsi-fungsi tubuh seseorang. Gangguannya itu sangat beragam, mulai dari luka kecil yang tak kinjung sembuh hingga kebutaan bahkan juga kematian. Kasus infeksi pada luka di kulit, kasus gagal ginjal hingga jantung koroner adalah penyakit yang dipicu dari peningkatan kadar.

Sampai saat ini dalam dunia medik masih tetap meletakkan diabetes sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan. “Tapi yang bisa dilakukan adalah dikontrol, dikelola,” kembali dr. Rina menjelasan. Cara pengelolaan yang dilakukan oleh orang yang telah mengidap diabetes adalah dengan cara menyerap infoermasi didikan yang diberikan pihak-pihak pelaku kesehatan. Eduukasi dalam informasi yang berulang-ulang diberikan bertujuan untuk memberi motivasi dan pengingat agar si penderita rajin untuk mengonsumsi obat dan semangat dalam menjaga kestabilan gula darah dalam tubuhnya.

Selain informasi edukasi, ada juga cara penanganan lainnya, seperti menjaga pola makan, berolah raga secara teratur, dan mengonsumsi obat-obatan. Untuk pola makan dr. Rina memperkenalkan formula 3J, yaitu Jenis, Jumlah, dan Jadwal pada pola makan. pada Jenis, para penderita diabetes atau diabetesi diwajibkan untuk memilih jenis-jenis makanan. Dan hal ini, masih menurut dr. Rina memiliki kaitan erat dengan istilah GI yang merupakan kepanjangan dari Glycemick Index (baca : glisemik indeks), yaitu skala atau angka yang diberikan pada suatu makanan berdasarkan kecepatan peningkatan kadar gula dalam darah.

Skala GI yang digunakan dalam mengukur kecepatan peningkatan kadar gula dalam darah adalah 0-100. GI akan ada dalam kategori rendah saat angkanya menunjukan skala kurang dari 50. Demikian juga dengan GI rendah, saat menunjukan skala 50-70, akan disebut GI tinggi saat skala menunjukan di atas 70. Oleh sebab itu, dr. Rina menganjurkan agar dalam mengonsumsi, makanan yang masuk dalam tubuh kita adalah makanan yang tidak menaikan gula dalam darah secara serta merta. “Jadi bagusnya itu pelan-pelan,” begitu tambahnya. Kenaikan gula yang perlahan akan membantu deteksi yang dilakukan hormon insulin dalam tubuh manusia.

Namun bila kenaikan yang cepat, bukan hanya sulit diketahui hormon insulin, tapi juga dapat mempercepat resistensi insulin. Dan menurut dr. Rina formula 3J ini sesungguhnya bisa dipraktekan bekan hanya pada para penyandang diabetes, namun juga bisa oleh orang-orang yang belum menderita diabetes terutama mereka yang keluarga nya memiliki riwayat penyandang diabetes melitus. Jenis kedelai, gandum, dan buah-buahan adalah makanan yang saat dicerna dalam tubuh manusia saat diubah menjadi gula darah terjadi secara perlahan. “jadi dia tidak menaikan gula darah dengan srta merta,” begitu dr. Rina menambahkan.

Untuk Jumlah makanan, itu tergantung dari kebutuhan tubuh akan jumlah kalori yang harus diasup. Setiap orang memiliki kebutuhan akan kalori yang berbeda, menurut kondisi tubuh, jenis kelamin dan aktifitas dari tubuh manusia yang membutuhkan asupan kalori. Dan terakhir adalah Jadwal bagaimana cara mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit dengan waktu makan yang bertambah. Apabila secara umum manusia mengonsumsi makanan sebanyak tiga kali dalam satu hari, yaitu di pagi hari, siang hari dan malam hari, maka kebiasaan tiga kali itu bisa menjadi enam kali dalam satu hari, namun dengan takaran yang berbeda.

“Ada tiga makan utam dan 3 makan selingan,” demikian dr. Rina menjelaskan. Enam jadwal makan ini tetap bertujuan untuk pengendalian kadar gula darah yang sangat tidak diperkenankan naik serta merta. jadwal ini juga akan membantu kerja hormon insulin dalam mengenali kadar gula dalam darah di tubuh manusia. Selain makan, ada olah raga yang disarankan bagi para diabetesi adalah jalan kaki berenang dan bersepeda. “tiga puluh menit saja dalam sehari,” demikian dosis berolah raga yang dianjurkan dr. Rina. Dan oleh raga harian itu bisa dilakukan hanya lima hari dalam satu minggu.

Namun demikian, dr. Rina juga mengingatkan bahwa olah raga adalah gerak tubuh rileks yang disertai dengan rasa senang, alias tanpa beban. Bergerak melakukan sesuatu kegiatan rutin harian seperti menyapu, mengepel, berjalan ke tempat kerja atau berjalan ke pasar, bukan merupakan kegiatan oleah raga yang dibutuhkan bagi gerak tubuh yang mengandung energy kesenangan. “Kalau kita bicara olah raga, harus ada energy positif yang dilibatkan,” dr. Rina mengingatkan. Karena menurutnya, efek berolah raga bukan hanya pembakaran kalori, namun juga memunculkan hormon endorfin atau pendorong rasa suka cita.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL