#KlinikRPK: Deteksi Dini Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikologis/kejiwaan yang sering kali dianggap merugikan sekitar, dan tidak jarang penyakit ini menyebabkan pasien melakukan hal yang merugikan diri sendiri. Alangkah baiknya jika masyarakat dapat mendeteksi sejak dini risiko munculnya skizofrenia, karena ternyata penyakit ini rentan terkena di usia remaja.

Dr. Theresia Citra Ningtias, Phd. Sp.Kj yang merupakan master of women’s health di University of Melbourne mengatakan bahwa skizofrenia dapat dideteksi dengan metakognisi, yaitu kemampuan untuk memperhatikan pikiran kita sendiri.

“Bagaimana sih kita memperhatikan diri kita sendiri, seperti kalau kita suka marah-marah dan menyadari apa yang membuat kita seperti itu,” jelas dr. Citra.

Sedangkan mendeteksi skizofrenia terhadap sesama dapat dilakukan dengan memperhatikan pikiran-pikiran pada orang lain yang secara tidak langsung memberikan tanda-tanda atau perilaku-perilakunya yang perlu kita perhatikan lebih lanjut.

“Contohnya ketika seseorang merasa dijahati, ini sering muncul ya. Oleh karena itu kenapa disebut skizofrenia paranoid, paranoid itu berarti ada ketakutan yang tidak wajar, yang kita sebut waham,” ujar dr. Citra.

Dr. Citra juga menerangkan bahwa peran orang-orang di sekitar sangat besar bagi penderita skizofrenia. “Adanya orang-orang di sekitar yang bisa membantu untuk percaya dan pasien kemudian datang untuk berobat itu penting sekali,” katanya.

Beberapa gejala skizofrenia yang perlu kita perhatikan adalah sulit tidur, mudah marah, dan juga mudah tersinggung. Kepekaan adalah kunci paling penting untuk mendeteksi seseorang dari skizofrenia. Dr. Citra menjelaskan kepekaan dapat dibangun dengan interaksi.

“Ada suasana dan suatu konteks dimana orang bisa bertukar pikiran tentang apa yang membuatnya menjadi tidak nyaman,” tambah dr. Citra.