• Uncategorized

Menagih Strategi Pemerintah Atasi Obesitas Pada Anak

Written by on 11 October 2016

Pemerintah dinilai perlu dan didesak segera menyusun strategi nasional untuk menghentikan obesitas pada anak. Hal ini perlu dilakukan secara sinergis antarkementerian dengan melibatkan masyarakat dan profesi kesehatan. Demikian disampaikan Jaringan Konsumen untuk Indonesia Sehat (KOINS) dalam rangka Hari Obesitas Sedunia yang jatuh pada 11 Oktober.

Kalau ada strategi dan peraturan yang jelas untuk menekan obesitas pada anak maka dari situ pemerintah akan melihat apa dan bagaimana mengatasi masalah obesitas ini,” kata Husna Zahir, koordinator Jaringan KOINS dalam perbincangan di OBSESI 96,3 RPK FM, Selasa (11/10) pagi. Dia menambahkan, jika ingin pula membangun generasi penerus yang lebih sehat, cerdas dan kuat, Indonesia perlu segera membenahi pola makan di kalangan anak Indonesia, serta serius memerangi obesitas yang diderita anak Indonesia.

Saat ini, tutur Husna, secara global epidemi obesitas secara cepat telah menjadi tantangan terbesar terhadap kesehatan masyarakat. Obesitas berada di urutan ketiga penyebab penyakit kronis. Demikian juga di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anak gemuk dan obes pada usia antara 6 – 18 tahun meningkat tajam dibandingkan tahun 2010. Kegemukan dan obesitas akan memengaruhi prestasi belajar dan kualitas hidup anak. Selain itu dalam jangka panjang menjadi faktor pemicu berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah seperti penyakit diabetes, kanker dan jantung.

Husna menyebut, masih lekat dalam ingatan kasus obesitas ekstrim pada Arya Permana, bocah asal Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan Rizki Rahmat Ramadhon di Palembang beberapa waktu yang lalu. Ini menggambarkan kurangnya perhatian pemerintah serta ketidakpahaman orang tua dalam menerapkan pola makan sehat terhadap anak juga belum berjalannya program Indonesia Sehat.

Kasih sayang tanpa pengetahuan dan kesadaran cukup tentang pentingnya menerapkan pola konsumsi dengan gizi seimbang malah berujung pada anak-anak yang obesitas,” kata Husna menyayangkan.

Obesitas yang dialami kedua anak tersebut, seperti juga kecenderungan yang semakin meningkat di anak-anak lainnya, menurut Husna disebabkan pola makan yang tinggi gula, garam dan lemak dari makanan instan dan cepat saji yang disukai anak-anak. Sementara makanan sehat seperti sayur mayur, buah-buahan dan sumber protein sehat malah jarang disajikan.

Melihat hal ini, pendekatan yang menyeluruh dan sinergis antarlembaga dan kementrian sangat diperlukan terutama untuk memberikan pemahaman tentang gizi yang benar, akses terhadap makanan sehat serta pembatasan paparan makanan yang tidak sehat, mengandung gula dan lemak tinggi, yang justru kerap diiklankan. Dan tidak boleh dilupakan adalah penanganan bagi anak-anak yang terlanjur kegemukan untuk memperbaiki kondisi kesehatannya,” tambah Huzna lagi. Hal lain yang harus didorong adalah agar anak-anak mau melakukan kegiatan fisik yang menyenangkan untuk menjaga kesehatan sejak dini.

KOINS juga mengingatkan agar masyarakat, khususnya orang tua dan sekolah perlu memiliki pemahaman yang baik tentang pola konsumsi dan kualitas gizi sehingga dapat aktif memantau kesehatan anak sejak dini. Sudah saatnya menyadari bahwa kasih sayang bukan hanya diwujudkan dalam bentuk makanan yang diinginkan anak, tetapi makanan yang dibutuhkan anak.

Secara global, lebih dari 223 juta anak sekolah mengalami kegemukan dan obes. Apabila kondisi ini dibiarkan, diperkirakan akan mencapai 268 juta anak pada 2025.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL