#JAKARTASEHAT: HIV/AIDS Pada Ibu Hamil Dapat Dijinakkan

HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan yang dapat menyerang siapa saja, kalangan mana saja di usia berapa saja. Bukan hanya orang dewas, HIV/AIDS bisa juga menyerang anak-anak, bahkan janin di dalam kandungan seorang ibu hamil. Serangan mematikan itu sempat meresahkan para ibu hamil yang berharap janinnya tumbun menjadi seorang bayi sehat. Syukurlah, hal itu tidak perlu lagi kita khawatirkan lagi karena ternyata Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah berhasil mengupayakan keselamatan bayi dan ibu hamil.

“Sembilan puluh persen anak yang mengidap HIV AIDS tertular dari sang ibu,” demikian ungkap dr. Parlin Situmorang, MKM dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes DKI Jakarta. Penularan tersebut menurut dr. Situmorang, bisa terjadi baik pada saat dalam kandungan, dan pada pertolongan proses persalinan, bahkan juga pada saat menyusui si bayi. Badan kesehatan dunia WHO pernah mengeluarkan data bahwa hampir 22.000 kasus penularan HIV/AIDS terjadi setiap tahunnya.

Dan berdasarkan data tersebut maka dapat dimungkinkan bahwa lima puluh persen bayi yang mengidap HIV/AIDS akan meninggal jika tidak ada interfensi medis. Dr. Situmorang mengungkapkan bahwa obat HIV/AIDS yang disebut dengan ARV memang telah ditemukan, “Tetapi perlu diingat bahwa ARV tidak dapat mematikan virus,” lanjut dr. Situmorang. Di dalam tubuh ARV hanya mengendalikan pertumbuhan jumlah dari virus mematikan tersebut. “serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk memperpanjang kemungkinan usia hidup,” tambahnya kemudian.

Pada kesempatan perbincangan ini, dr. Situmorang pun menjelaskan bahwa sesungguhnya seorang pasien yang mengonsumsi ARV, akan terus mengonsumsi selama seumur hidup dengan rutin. “Sehingga virus dalam badan dapat terkontrol,”jelasnya menambahkan. Selain tidak berhubungan seks sebelum menikah, pencegahan penularan HIV/AIDS juga dilakukan dengan menjalankan formula yang dinamakan ABCDE, yaitu; Abstinancy, Be faithful, Condom, Drugs, dan Education. Formula tersebut bisa sangat efektif bagi Orang Dengan HIV AIDS atau ODHA, termasuk seorang ibu hamil yang adalah ODHA.

Lebih dari itu, pemerintah DKI Jakarta pun juga sedang membantu para ODHA yangb merindukan seorang anak. Dan untuk kasus ini, tentunya sangat membutuhkan penanganan yang khusus. Oleh sebab itu, bagi perempuan warga Jakarta yang menderita HIV/AIDS dan ingin hamil, dr. Situmorang meminta untuk mengikuti program khusus yang diselenggarakan pemerintah provinsi Jakarta, yaitu Program pencegahan penularan infeksi dari ibu ke anak. “Di Dinkes DKI Jakarta, seperti puskesmas dan rumah sakit,” begitu dr. Situmorang memaparkan

Menurutnya pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui Dinkes, telah menjalankan program tersebut melalui empat pendekatan dengan tujuan menekan jumlah bayi yang tertular dari ibu yang menderita HIV/AIDS, “Sampai bersisa dua persen,” begitu dr. Situmorang menekankan. Pendekatan-pendekatan tersebut dilakukan sejak seorang perempuan masih dalam usia reproduksi atau belum menikah. Dan Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan pertama adalah bagaimana mencegah penularan
2. Pendekatan kedua adalah mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada seorang wanita yang menderita HIV/AIDS
3. Pendekatan ketiga adalah pada seorang ibu yang sudah tertular HIV/AIDS agar anaknya tidak tertular.
4. Pendekatan keempat yaitu perawatan dan dukungan psikososial kepada ibu dan bayi yang sudah menjalani proses.

Dan akhirnya, hal perlu dilakuakan perempuan hamil yang adalah ODHA akan terus dilakukan oleh pemerintahan provinsi Jakarta. Dan upaya penanganan HIV/AIDS pada ibu hamil itu akan senantiasa dilakukan pemerintah provinsi bersama dengan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan hal tersebut. Namun demikian untuk pemeriksaan status HIV/AIDS pada ibu hamil, adalah juga berasal dari keinginan dan kesadaran masyarakat. Oleh sebab itu sedini pemeriksaan penting tersebut harus segera dilakukan. “Sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi,” papar dr. Situmorang mengingatkan.