• Uncategorized

STT Global Glow Gelar Perayaan Natal Bertajuk “Palestine Christmas Concer”

Written by on 6 December 2016

Bila kita sering mendapati perayaan Natal dalam nuansa ke-Barat-an, atau nuansa kedaerahan tentu merupakan hal yang biasa. Tapi bagaimana bila ada perayaan natal dengan nuansa ke-Arab-an? Tentu saja lagu dan bahasa penyampaian menggunakan bahasa arab! Pasti kebanyakan dari kita akan merasa asing, bahkan mungkin saja merasa aneh. Namunhal yang mungkin aneh itu akan kita dapati dalam sebuah penyelenggaraan perayaan Natal Sekolah Tinggi Teologia atau STT Global Glow.

Acara yang perayaan natal ber-nuansa arab tanggal 10 Desember 2016, di GBI Glow Ministries, Thamrin Residance, Jakarta itu dikemukaan Ketua STT Global Glow, Pdt.Daniel Saragih dalam konfrensi pers yang digelar di Kantor Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016. Menurut Daniel Saragih, dalam perayaan natal bertema Palestine Christmas Concer tersebut akan dihadiri warga palestina dimana ada 15 orang tim paduan suara (choir) yang akan mempersembahkan pujian kidung natal berbahasa arab.

“Lagu natal berbahasa arab dengan musik qasidahan. Ini untuk menunjukan kepada masyarakat Indonesia yang belum tahu bahwa di Palestina umat kristen juga ada, dan hidup harmonis berdampingan dengan umat muslim,” kata Daniel. Melalui perayaan natal itu juga, kata Daniel, bertujuan untuk menyuarakan perdamaian. “Yesus datang membawa damai bagi semua orang,” katanya. Dijelaskan Daniel, sejak bulan Maret 2016, STT Global Glow telah menandatangani MoU dengan Betlehem Bible College di Palestina. Selain bentuk kerjasama ilmu teologia, MoU dengan Betlehem Bible College juga sebagai bentuk dukungan umat kristiani Indonesia atas kemerdekaan dan perdamaian di Palestina.

“Di Palestina, umat muslim dan kristen bersama memperjuangkan kemerdekaan mereka. Hidup harmonis saling menghormati dapat terlihat saat merayakan perayaan hari besar keagamaan. Umat muslim menghormati bahkan membantu saat umat kristiani merayakan natal dan begitu juga sebaliknya,” jelasnya. Selaras dengan Daniel, dalam sambutannya, Wakil Duta Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamed mengatakan setiap tahunnya, Presiden Palestina sejak dipimpin oleh Almarhum Yasser Arafat hingga kini selalu menghadiri perayaan kebaktian atau misa natal. “Sama seperti di Indonesia, di Palestina juga terdiri dari berbagai agama. Mereka bisa hidup berdampingan, saling menghormati bahkan saling membantu,” kata Hamed mewakili duta besar Palestina yang berhalangan hadir di kantornya.

Pernyataan Hamed dibenarkan oleh Agus Sudarmaji dari Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Dikatakan Agus, di Palestina perbedaan agama diikat, dikalahkan oleh budaya. Bahkan kata dia, saat masjid terkena serangan bom dan tidak berfungsi, kumandang adzan disuarakan dari gereja. “Perdamaian itu mengatasi perbedaan agama,” tambahnya. Dalam kesaksiannya saat berkunjung ke Palestina, Pdt Ronny Rompas yang turut hadir di pertemuan tersebut mewakili gembala sidang gereja GBI Glow Ministries Pdt Gilbert Lumoindong, mengatakan ada kedekatan dalam kebersamaan antara umat muslim dan kristen di Palestina.

“Banyak bangunan masjid dan gereja berdampingan. Kehidupan harmonis antara umat muslim dan kristen di Palestina bisa dicontoh di Indonesia,” kata Ronny. Turut hadir dalam pertemuan di kantor kedutaan besar Palestina tersebut perwakilan umat muslim dan umat kristen Palestina. Meski mengalami berbagai rintangan, akhirnya umat kristiani Palestina dapat datang ke Indonesia guna merayakan natal bersama di Indonesia, khususnya di acara Palestine Christmas Concer yang diadakan oleh STT Global Glow. arp/ath


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL