Tahun 2020, Indonesia akan Bebas Nyeri Kanker

Written by on 3 November 2017

Penyakit kanker sebenarnya bukan saja dikenal dengan penyakit yang mematikan, namun juga rasa nyeri bagi para pengidap kanker. Tidak mengherankan apabila tenaga medis, acapkali mendapati keluhan rasa nyeri. Dan para ahli pun melihat bahwa keadaan rasa nyeri ini menjadi derita umum bagi penderita kanker.

Rasa keperdulian untuk membuat para pasien pengidap kanker tidak lagi merasakan nyeri akibat kanker inlah yang mendorong Rumah Sakit Kanker Dharmais menyelenggarakan Simposium dan Workshop yang bertajuk “Mewujudkan Indonesia Bebas Nyeri Kanker 2020“. Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan karean adanya kerusakan jaringan yang aktual. Demikian halnya dengan rasa nyeri juga memiliki kaitan erat dengan potensi terjadinya kerusakan jaringan, atau segala keadaan kerusakan jaringan.

Direktur RS. Kanker Dharmais, Prof. Dr. dr. H. Abdul Kadir, Ph.D,Sp.THT(K) KL,MARS mengatakan bahwa Nyeri pada kanker itu sesuatu yang pasti terjadi. “Diakibatkan dari tumor yang semakin tumbuh dan menekan,” begitu kata Abd. Kadir. “Atau bisa juga dikarenakan efek dari kemoterapi yang dilakukan,” lanjutnya lagi menambahkan. Hal itu disampaikannya dalam sambutan pada Acara yang diselenggarakan di Auditorium, Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Kamis (2 /11).

Pada acara yang bertekad mewujudkan Indonesia bebas rasa nyeri akibat kanker itu ingin lebih mendapatkan cara bagaimana menanggulangi nyeri pada pasien dengan tepat, cepat dan efisien. Dan apabila berhasil didapat, maka cara tersebut diharapkan dapat dilakukan juga oleh seluruh pelayanan kesehatan di Indonesia. Program kesehatan yang akan berperan dalam penatalaksanaan nyeri kanker ini bukan hanya dapat diterapkan pada rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan, namun juga dapat dilakukan di rumah baik oleh penderita mau pun para pendamping penderita.

Abd. Kadir mengatakan bahwa program tersebut bukan suatu atau wacana yang bergulir. Baginya, Indonesia memang harus benar-benar dapat mewujudkan Indonesia bebas nyeri kanker. Bahkan menurutnya Rumah Sakit Kanker Dharmais akan mendahului program Indonesia Bebas Nyeri Kanker tersebut. “Dengan mewujudkannya lebih awal, pada 2018,” begitu ungkapnya. Abd. Kadir menuturkan bahwa Program Indonesia Bebas Nyeri Kanker 2020 membutuhkan kerjasama para dokter. “Nantinya dokter-dokter akan membentuk tim yang solid,” lanjutnya menjelaskan. “Dan juga harus ada aksi nyata untuk capai program ini,” katanya lagi menambahkan.

Dengan gerakan massive para pekerja medis ini maka, sangat diharapkan hasil dari jerih payah tim-tim yang akan terbentuk ini dapat mencapai Indonesia yang bebas nyeri kanker pada tahun 2018 kelak. Pada acara yang dihadiri Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K). itu, Rumah Sakit Kanker Dharmais atau RSKD itu mendapat predikat baru dari kepercayaan Pemerintah Republik Indonesia, sebagai Pusat Kanker Nasional. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan yang diserahkan langsung oleh Menteri Nila, maka RS Kanker Dharmais menjadi RSKD Pusat Kanker Nasional.

(Argopandoyo)

 


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL