Berharap Irsan Menjadi Korban Terakhir

2018 belum terlalu jauh dilangkahkan, namun keselamatan pejalan kaki di Jakarta sudah langsung suram. Koalisi Pejalan Kaki mendorong pemerintah menjamin keselamatan pejalan kaki dengan membangun fasilitas secara masif dan tegas menegakkan hukum bagi yang melanggar.

Korban kecelakaan lalu lintas dari kalangan pejalan kaki langsung tumbang di pekan pertama tahun baru 2018. Irsan Pratama (27), terluka parah dan tak sadarkan sampai empat hari pasca kecelakaan di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu. Saat berjalan kaki, ia ditabrak dari belakang oleh mobil yang pengendara Demas Dhandito Alwi.

Lembaga pemerhati keselamatan berlalu lintas, Koalisi Pejalan Kaki, meminta kepolisian menindak pelaku kejadian ini dengan tegas dan memproses hukumnya dengan transparan.

“Dibutuhkan kehadiran penegakan hukum. Kalau masih di ranah abu-abu dan penegakan hukum tidak tegas, maka lagi-lagi kejadian yang dialami Irsan bakal masih akan terjadi,” kata Alfred Sitorus, koordinator Koalisi Pejalan Kaki, yang melihat gelagat dari kepolisian enggan transparan dalam proses hukum terhadap pelaku yang menabrak Irsan.

Alfred pun mempertimbangkan akan mengembalikan penghargaan yang pernah diterima Koalisi Pejalan Kaki kepada Korps Kepolisian Lalu Lintas saat peringatan Hari Ulang Tahun Polisi Lalu Lintas beberapa waktu lalu apabila tidak tegas dan transparan dalam kasus yang menimpa Irsan.

“Kondisi saat ini diperparah dengan pembangunan skala nasional seperti LRT dan MRT. Ini mengakibatkan fasilitas yang ada saat ini memprihatinkan yang menyebabkan meningkatnya risiko kecelakaan pejalan kaki,” tambah Alfred

Di samping penegakan hukum, Alfred juga mendesak pemerintah membangun fasilitas pejalan kaki berupa trotoar secara masif di Jakarta. Secara khusus Alfred mengingatkan perihal Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan pesta olahraga Asian Games yang akan digelar Agustus mendatang.

“Bila perlu, Kementerian Pekerjaan Umum bantu dinas terkait di Jakarta,” pinta Alfred. (Rik)