• Uncategorized

Perhatikan Serangan Postpartum

Written by on 17 July 2017

Menyambut kelahiran seorang bayi, pada umumnya menjadi suatu kebahagiaan bersama para orang tua dan keluarga besar. Namun tahukah bahwa diantara kebahagiaan itu, harus ada yang memperhatikan adanya ketidak bahagiaan yang berlangsung? Ya! Karena ternyata, beberapa ibu yang melahirkan tidak selalu merasa bahagia, tapi justeru merasa bersedih. Rasa tidak bahagia pada ibu setelah proses melahirkan itu diakibatkan oleh depresi yang menimbulkan rasa sedih mendalam. Dan bila rasa sedih itu berkelanjutan maka akan menimbulkan rasa keputusasaan, kemudian juga rasa bersalah.

Depresi saat melahirkan ini disebut postpartum depression. Demikian ungkap Anisa Cahya, volentir dari MotherHope Indonesia. Menurut pengajar di Akademi Kebidanan Sentra Bina Yudhistira, Tangerang, Banten ini, setiap ibu melahirkan berpotensi postpartum. Banyak penyebab terjadinya postpartum misalnya, si ibu merasa tidak siap dengan kehamilan, merasa ada gangguan pada bayinya saat dalam kandungan, “Atau juga karena kehamilan yang tidak diharapkan,” demikian papar lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Kehamilan yang tidak diharapkan itu bukan hanya akibat kejahatan seksual, tapi juga termasuk akibat ekonomi, fisik, psikologi, dan sosial.

Stigma masyarakat seperti anggapan ibu yang tidak menyusui sebagai ibu yang tidak ideal, serta beberapa anggapan yang membuat si ibu tertekan. Lalu kondisi itu menimbulkan tekanan dari dalam diri si ibu itu sendiri. Dalam masyarakat Indonesia postpartum adalah kasus depresi yang mencapai 13% sampai 18%. Sedangkan 80% kasus termasuk kasus depresi ringan dan umum, yaitu babyblues. Sisa dari semuanya adalah kasus depresi terberat dari semua tingkatan kasus, yaitu postpartum phsychosis. Dan penanganan yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi gejala atau perubahan sikap pada si ibu yang baru melahirkan.

Pengidentifikasian itu adalah dengan melihat ekspresi si ibu, serta memperhatikan apa yang diucapkan, juga perkembangan kesehatan fisik. “Penanganan harus dilakukan secepatnya,” begitu ungkap Anisa yang juga dosen Akademi Kebidanan Bhineka Jakarta Satu. “Mengingat dampak depresi dari seorang ibu, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” paparnya melanjutkan.

Kontributor : Marviana Rosa


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL