Depresi, di Tengah Semangat dan Menakar Diri

Written by on 7 September 2017

Usia masih belia dan terlalu bersemangat dalam upaya mencapai tujuan, sementara di sisi lain apabila menakar diri sebenarnya sulit mewujudkannya, bisa jadi berujung dengan depresi. Bertha, survivor depresi yang kini menjadi aktivis Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia atau KPSI pernah mengalaminya.
Sayangnya, seperti kebanyakan penyintas depresi lainnya, Bertha tak cepat menyadari dirinya sedang dilanda depresi. “Saya kira hanya karena sedang mencari jati diri saja karena masih anak sekolah menengah,” kata Bertha, ketika berbagi dalam program Klinik RPK FM edisi Kamis, 7 September 2017.
Sesungguhnya, kenang Bertha, keadaan yang belakangan diketahuinya sebagai depresi itu sudah dalam kondisi berat. “Bahkan nyaris mau ambil keputusan bunuh diri,” tutur Bertha.
Dia menjelaskan pada masa-masa itu memang daya khayal atau pikirannya rada berbeda apabila dibanding teman-teman sebayanya. Semangat yang sungguh menggebu-gebu untuk meraih sesuatu. “Aku merasa memang otakku berpikir rada berbeda dari orang lain. Terlalu kritis atau overthinking,” papar Bertha yang mengaku sempat berbulan-bulan suka mengurung diri.
Ditambah lagi dengan Bertha yang merasa tidak didukung keluarga dengan pikiran-pikiran kritisnya. Situasi ini bagi dia sesuatu yang berpengaruh negatif dan tidak bisa diterima yang berujung menjadi depresi.
Sekarang, Bertha sudah paham pada keadaan yang pernah dialaminya walau hampir terlambat. “Saya sarankan sih semakin banyak orang yang mencoba mencari tahu tentang apa itu depresi. Dengan demikian, setiap orang jadi tahu bagaimana bersikap ketika berhadapan dengan depresi,” tambah Bertha.
Menurut Bertha, saat ini sudah terlalu banyak tersedia sumber tentang depresi yang bisa menjadi bahan bacaan setiap orang. “Jangan diam saja. Ayo, manfaatkan jaringan atau sumber yang ada,” katanya.
Bertha menyayangkan apabila sebagian orang masih berupaya sendiri untuk mengatasi depresi yang dialami. Padahal, kata Bertha, justru kalau berupaya sendiri maka akan membuat depresi yang dialami seseorang semakin menjadi-jadi. “Karena kita justru akan bermain dengan pikiran kita sendiri. Tidak boleh,” ungkapnya.
Di sisi lain, Bertha meminta setiap orang patut menakar diri pada tujuan yang ingin dicapai agar tidak berujung depresi. Dia mengakui pada suatu waktu memang merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain. “Demikian juga pada saat pemulihan depresi. Jangan langsung menilai orang lain tak mungkin bisa membantu dalam kesulitan kita,” lagi kata Bertha.
Well, jangan lelah tambah wawasan seputar depresi, ya.
(Rikardo)

Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL