Desa Pinilih, Desa Tanaman Obat

Written by on 26 October 2017

Sahabat RPK, kami ajak Anda ke Desa Pinilih, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Katanya, warga di kampung ini, kalau sakit tak serta-merta sibuk minum obat kimia seperti orang pada umumnya. Tak perlu pula bergegas ke puskesmas atau rumah sakit. Kenapa begitu?

Karena warga desa cukup mengandalkan bermacam tanaman di halaman rumah yang diyakini dan sudah turun temurun mengandalkannya sebagai obat. Jurnalis 96,3 RPK FM Jakarta, Rikardo Marbun menjajal perjalanan wisata kesehatan ke sana. Berikut laporannya.

“Jadi beberapa kali pemeriksaan, kolesterol memang lumayan tinggi. Terakhir, 300-an. Ini karena konsumsi makanan. Kalau di sini kita memang biasa makan daging, makan yang berminyak. Kalau asam urat pernah sampai 16. Sudah nggak bisa jalan, kaki bengkak.”

Itu tadi, Nikson Wantah, salah seorang warga Desa Pinilih, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Dengan kondisi separah tadi, dia tak perlu menghabiskan waktu antre mendapatkan obat di puskesmas atau bahkan rumah sakit untuk memulihkan kadar kolesterol atau asam uratnya.

Hanya beberapa langkah saja di halaman rumahnya, dia sudah menemukan tanaman yang disebut dengan “rumput mi”, sebagai obat penawar menurunkan kolesterol.

“Biasanya kalau kolesterol saya konsumsi rumput mi. Jadi dibersihkan dulu, lalu direbus, lalu diminum satu hari dua kali. Pagi dan malam. Biasanya setelah minum tiga hari ada perubahan di kolesterol dan asam urat. Biasanya-kan gejalanya ada kesemutan. Tapi setelah konsumsi itu tiga hari, ada perubahan. Kalau asam urat, saya biasanya konsumsi daun salam. Penyajiannya juga sama seperti tadi. Diminum sehari dua kali

Begitulah di Desa Pinilih, sekitar satu jam perjalanan dari Manado, ibukota Sulawesi Utara. Semua halaman rumah di sana ditumbuhi dengan subur tanam-tanaman obat yang sudah dibuktikan mujarab menyembuhkan ragam penyakit. Mulai dari sekadar kelelahan dan masuk angin saja, sampai penyakit berat seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit dalam lainnya.

Tak hanya Nikson yang sudah merasakan kemanjuran tanaman obat di Pinilih. Anda boleh dengarkan testimoni Oma Marice Tumengkol berikut ini yang berhasil menurunkan kadar gula darahnya yang pernah melejit hingga angka 200 lalu turun di kisaran 80 saja.

“Dari orang tua dulu yang bilang. Pinang itu obat gula lagi. Gulanya turun. Bijinya direbus. Lalu airnya diminum. Jangan tiap hari. Seminggu minum dua kali saja. Sudah terbukti pada diri saya sendiri. Gula saya dari 200 lebih jadi 60. Sekarang, kalau periksa dokter, gula paling tinggi 80,” ujar Oma Marice.

Sahabat RPK, di Desa Pinilih, seperti dijelaskan Hukum Tua atau Kepala Desa Pinilih Fredrick Longdong, Anda dapat menemukan sedikitnya 150 jenis tanaman obat. Tak satu pun halaman rumah yang tak ditumbuhi tanaman obat. Dampaknya pada peningkatan kualitas kesehatan sangat terasa. Indikatornya, kunjungan warga desa ini ke puskesmas turun drastis.

“Sesuai sensus bahkan data yang ada, yang ke Puskesmas Tatelu itu agak menurun. Mulai digerakkan ini. Mulai disosialisasikan obat ini. Ini turun-temurun. Ada 150,” ujar Fredrick.

Mimpinya dan para warga adalah kelak ada banyak produk obat herbal berbahan baku tanaman dari desa mereka yang bisa menjadi komoditas bisnis. Hal ini mengingat mereka sudah membuktikan kemanjuran tanaman obat di sana.

“Di sini sudah dikemas. Jual sih belum karena kita belum punya izin. Masih dipergunakan sendiri. Pembuatannya juga masih skala manual. Masih belum ada izin dari dinas kesehatan. Kami juga berharap ini menjadi produk unggulan dari desa Pinilih.”

Fredrick tak salah berharap banyak soal dampak ekonomi yang bisa mereka rasakan andai produk-produk obat dari tanaman di desa mereka bisa dijual. Soalnya, bukan hanya untuk asam urat atau diabetes saja, beragam masalah kesehatan lainnya juga bisa diatasi hanya dengan mengolah tanaman obat di sana. Misalnya, untuk melancarkan haid bagi perempuan.

“Rosela ini kalau ada haid, minum. Itu jadi bersih, memperlancar. Atau kalau baru melahirkan, kan ada gumpalan darah. Nah, bikin jus rosela,” terang Fredrick.

Bahkan, untuk bayi yang baru lahir pun, ada ramuan khusus apabila ada masalah kesehatan yang mengganggu. “Ini wowura, dikasih kepada bayi yang baru lahir. Supaya dia bersih punya mangi-mangi. Kan sering ada putih-putih di lidah bayi. Kasih minum.”

Suasana Desa Pinilih

Nyaris semua warga di Desa Pinilih sudah tahu apa saja khasiat dan bagaimana mengolah tanaman di halaman rumah mereka menjadi obat. Salah satu mentor para warga yang rutin menggelar pelatihan adalah Sonny Waworuntu, fasilitator dari Puskesmas Tatelu.

Dia melatih kaum ibu, bapak, dan remaja Desa Pinilih mengenal jenis tanaman dan cara mengolahnya. Misalnya, memproduksi minyak sereh. “Ini yang diproduksi, minyak sereh. Untuk gatal, luka jamur, luka bakar, dan sudah digunakan. Cara mengolahnya secara tradisional. Dimasak kurang lebih 2-3 jam dengan api yang kecil.”

Jalan panjang masih harus ditempuh pimpinan dan warga Desa Pinilih untuk meyakinkan banyak pihak bahwa kemanjuran obat dari tanaman di kampung mereka bukan isapan jempol belaka. Dan tentu saja menularkan kebiasaan baik yang mereka lakukan selama ini menyebar ke desa-desa lain di Sulawesi Utara, bahkan Indonesia.

Bila sedang melakukan kunjungan ke Sulawesi Utara, mereka sarankan untuk sisipkan salah satu destinasi wisata Anda ke Desa Pinilih.

Demikian laporan jurnalis 96,3 RPK FM Jakarta Rikardo Marbun dari Desa Pinilih, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

 


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL