Peranan Asuransi bagi Pendidikan Keuangan

Written by on 9 January 2018

Selama ini dunia bisnis di dalam masyarakat Indonesia tidak sepopular sorotan kehidupan sosial masyarakat baik itu pada dunia hukum atau pun dunia politik di Indonesia. Padahal kantribusi besar bagi keseimbangan hidup masyarakat yang langsung dirasakan ada dalam dunia bisnis di masyarakat. Dalam pergerakan bisnis di Indonesia bila kita sungguh-sungguh mencermati, peranan pebisnis di masyarakat itu terbagi dalam berbagai pergerakan bisnis yang sangat banyak dan sangat luas. Semua bidang pergerakan bisnis di masyarakat selalu memiliki dampak langsung bagi masyarakatnya. Salah satu pergerakan bisnis yang peranannya bisa sangat dirasakan langsung oleh masyarakat itu adalah peranan bisnis dalam bidang asuransi. Maka dapat kita artikan bahwa para pelaku bisnis asuransi sangat memiliki dampak yang baik bagi perkembangan masyarakat bahkan pertumbuhan ekonomi di sebuah wilayah bahkan pada negara ini.

Nah bagaimanakah peranan pelaku bisnis asuransi di Indonesia, khususnya bagi financial education masyarakat hingga saat ini? Esra Manurung seorang pelaku bisnis asuransi dan enterpreneur aktif mencoba berbagi pada kesempatan kali ini, khususnya dalam menguak peranan praktisi asuransi dalam kemajuannya. Manurung mengatakan bahwa dalam mengelola keuangan, ada pendapat yang mengatakan bahwa orang yang terdidik secara keuangan dia memiliki kemampuan untuk bukan hanya menyimpan, tapi memberi lebih banyak karena orang yang bijak itu bukan hanya mempersiapkan warisan untuk anaknya, “tapi juga untuk anak cucunya,” demikian Manurung mengatakan. Hanya saja dari dalam kehidupan suatu masyarakat pada suatu daerah di wilayah Indonesia, masih menurut Manurung, mereka yang selalu dapat mencapai financial freedom baru mencapai 1 persen dari jumlah keseluruhan dari masyarakt pada suatu wilayah di Indonesia.

Financial freedom bagi Manurung adalah hidup bebas tanpa rasa takut masalah keuangan, “Bukan seberapa banyak menumpuk harta,” begitu ungkapnya. Dan kondisi seperti ini harus melalui didikan bagaimana cara pengelolaan uang dengan bijak. Namun untuk dapat mengelola keuangan itu, setiap orang harus kategori yang terdiri dari kuadran pertama, yaitu memiliki pekerjaan untuk pendapatan yang tetap atau pun pendapatan yang terus naik. Kemudian ada kuadran kedua yaitu kategori self employee, seorang yang bekerja bagi dirinya sendiri untuk menghasilkan keuangan bagi diri dan keluarganya. Yang masuk dalam kategori ini seperti dokter, notaris, konsultan keuangan, dan lainnya. Kategori pada kuadran ketiga adalah pebisnis, Dan yang terakhir kelompok para investor, yaitu orang yang memungkinkan menanam modal uang untuk menghasilkan lebih banyak uang. Manurung mengungkapkan bahwa kategori ini adalah 4 level yang akan dilewati setiap orang bijak dalam pengelolaan uang

Dan model pengelolaan yang bijak ink juga bisa dilakukan dengan cara menjalankan bisnis agensi sebuah asuransi. Hanya saja, sejauh ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa asuransi itu sebuah investmen yang jauh hasilnya dari pada perbankan atau usaha investasi. Seperti berbagai kegiatan berbisnis, menjalankan bisnis asuransi untuk mencapai financial freedom juga melakukan cara dan pola berfikir yang baik dalam memulainya. “Everything start with the mind set,” demikian ucap Manurung. Saat seseorang memutuskan untuk berada di dalam kelompok masyarakat yang 1 persen, hal yang harus dilakukan adalah berusaha untuk surplus setiap bulannya. “Kalau tidak bisa surplus tidak akan mencapai financial freedom,” begitu papar manurung. Memperoleh keuntungan setiap bulan ini memang seharusnya diajarkan para orang tua di rumah kepada anak-anaknya.

Financial freedom yang benar adalah pengelolaan yang bertujuan untuk memiliki kemampuan memberi lebih banyak, dan bukan mengumpulkan uang lebih banyak. “Tapi bagaimana kita bisa memberi kalau kita tidak memiliki keuntungan,” demikain tambahnya lagi. Oleh sebab itu kita harus bisa mengatur bagaimana caranya ada nilai uang yang lebih setiap bulannya. “Bukan banyaknya, tapi surplus dulu,” begitu lanjut Manurung. Dan salah satu yang dapat dilakukan dengan keadaan surplus itu kita bisa menabung di bank atau melakukan kegiatan agen asuransi. Bahkan Manurung sendiri mengatakan bahwa lebih baik kita memilik asuransi, ketimbang memiliki tabungan. karena Asuransi dibeli adalah untuk menghadapi masa sulit. Sedangkan masa sulit setiap orang kebanyakan adalah dengan menggunakan tabungannya. Oleh sebab itu bila memiliki asuransi terlebih dahulu, maka tabungan yang kita miliki tidak akan terganggu dengan kebutuhan di masa sulit.

Demikian logika yang diajukan Manurung yang telah 14btahun bergelut di dunia asuransi. Setiap manusia akan melewati fase sakit, ketidak mampuan sebelum menghadapi kematian. Manurung mengatakan bahwa asuransi itu sebenarnya memiliki perhatian kemanusiaan yang tinggi sekali, hal itu melihat segala sesuatu yang diberikan asuransi pada akhirnya. Sekelumit tentang manfaat asuransi ini pada akhirnya mengingatkan kita tentang bukan apa yang kita pelajari namun apa yang kita lakukan setelah kita pelajari. mind set yang baik akan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik. Jadi memilih lebih dahulu memiliki produk asuransi, menurut Manurung, masih lebih baik ketimbang memiliki tabungan namun tidak memiliki asuransi.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL