Pos Gizi Desa, Ujung Tombak Kemenkes Turunkan Stunting

Sosialisasi kesehatan yang gencar dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, diterjemahkan secara luas dan kreatif oleh pemerintah dan masyarakat di Gorontalo dengan membuat sebuah program kesehatan yang telah berjalan dan terbukti sukses menjaga gizi masyarakat, sehingga terhindar dari presentase penderita stunting (kekerdilan).

Dalam kunjungan kerjanya di Desa Huya-Huya, Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (17/7/2018), Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek memberi pujian kepada pemerintah dan masyarakat setempat, atas program pendampingan 1.000 hari pertama kelahiran, gugus tugas dan yang cukup menarik adalah, Pos Gizi Desa.

Di Pos Gizi Desa ini, para masyarakat dapat mendapat pemahaman dan pengetahuan mengenai informasi kesehatan, terutama mengenai pentingnya menjaga gizi seimbang untuk menghindari stunting. Selain itu para pasien bayi, balita, dan ibu hamil dengan energi kronis (KEK) akan dikumpulkan dan diberikan makanan bergizi.

Menurut Kepala Desa Haya-haya, Yasin Ingo, Pos Gizi Desa ini didirikan secara swadaya masyarakat, dengan dibantu tim penggerak gizi dan bidan desa, serta dibina Puskesmas Kecamatan setempat, sejak 2013 lalu. Pada 2017, pengelolaan dana kegiatan untuk pos ini mulai diintegrasikan dengan dana desa.

Yasin optimis, program ini akan terus tersebar untuk dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. “Kami ingin melalui pos ini, mindset masyarakat menjadi berubah, sehingga setiap sosialisasi kesehatan yang dilaksanakan, dapat dilakukan dan dipraktekkan,” ujarnya.

Sampai saat ini, Kabupaten Gorontalo telah berhasil menurunkan prevalensi stunting (tinggi badan/usia) Balita usia 0-59 bulan dari 40.7% (2015) menjadi 32.3% (2017). Bahkan Prevalensi bayi di bawah dua tahun pun mengalami penurunan. Pada 2015 prevalensi mencapai 32,3 persen, 2016 menurun jadi 28,4 persen dan pada 2017 menjadi 24,8 persen.