Perhatikan Kecanduan Gawai Pada Anak

Tak banyak orang tua yang menyadari bahwa fenomena kecanduan gawai sudah merajalela pada anak mereka. Padahal orangtua adalah pelaku yang penting dalam mengawasi dan membatasi pemakaian gawai pada anak.

Menurut Psikolog anak dan keluarga di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani, Senin (23/7/2018) di Jakarta, ketidaktegasan orangtua dalam membatasi anak bermain gawai, terutama permainan daring yang sedang booming, merupakan salah  satu faktor anak kecanduan gawai. Adapun faktor lainnya adalah kurangnya literasi orangtua terhadap teknologi. “Banyak orangtua kurang literasi dan gagap teknologi sehingga bisa dibohongi anaknya. Umumnya orangtua tidak tahu bahwa aplikasi atau konten tertentu seharusya dihindari anak, serta tak tahu cara mengaktifkan perangkat di gawai agar anak-anak tidak mengakses konten negatif,” ujar Anna.

Selain itu faktor lainnya adalah orang tua juga kurang berani untuk memarahi anak dan memberi aturan karena takut anaknya akan mengamuk. Hal tersebut juga memicu anak merasa bebas memakai gawai. Potensi anak akan mengakses konten negatif juga dapat mendominasi, seperti konten kekerasan, konten pornografi, iklan palsu dan informasi yang bersifat komersial.

Dosen Psikologi Sosial Universitas Indonesia Laras Sekarasih mengatakan bahwa untuk mengatasi kecanduan gawai pada anak, orangtua perlu dididik dan diberi penyadaran mengenai cara aman mengenalkan gawai pada anak. Orangtua harus memberikan pengertian kepada anak dengan menanyakan dan mengontrol fitur-fitur apa saja yang kerap mereka akses di gawai maupun di media sosial. Kemudian, minta anak untuk menjelaskan alasan mereka mengapa memakai dan menyukai fitur tersebut. Orangtua dapat mengevaluasi apakah konten tersebut layak untuk anak atau tidak, jika tidak, jangan langsung dimarahi karena akan berdampak kontraproduktif dan mereka mungkin akan mengakses konten tersebut secara sembunyi-sembunyi. (sumber: Kompas)

Maria Novelita