Berhenti Merokok: Bukan Melulu Soal Bertahan Hidup, Tapi Soal Kualitas Hidup

Written by on 14 September 2018

Saya merokok sudah lama, tapi masih tetap hidup tuh,” ujar seorang perokok aktif kepada seseorang yang menyarankan dia untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan. Pernyataan itu mungkin juga pernah Anda dengar sebelumnya dalam berbagai versi. Banyak perokok mengaitkan berhenti merokok melulu dengan isu bertahan hidup, namun sebenarnya berhenti merokok itu tidak melulu supaya jangan mati, tapi berhenti merokok adalah juga masalah kualitas hidup. 

Percuma memiliki hidup dalam jangka waktu panjang, tapi semua itu dilalui dengan kesakitan karena penyakit, berobat ke rumah sakit,” ujar Dr. Sandy Gupta, spesialis jantung dari Whipps Cross/BartsHealth NHS Trusts Hospitals, London, Inggris, di momen Press Briefing pada Asia Pacific Conference on Tobacco or Health ke-12 (APACT12th) di Nusa Dua, Bali (14/09).

Dr. Sandy Gupta is in the middle (yp/rpk)

Saat ini, dengan kemajuan teknologi kedokteran yang pesat, Dr. Sandy mengatakan sangat susah untuk mati. Walaupun sudah terkena serangan jantung, seorang perokok masih bisa ‘memperpanjang hidupnya’ dengan cara pemasangan ring pada jantung, operasi bypass, dan lainnya. Tapi apakah dia masih bisa menikmati hidup dengan kualitas yang sama seperti sebelumnya?

Saat ini (dengan kemajuan teknologi kedokteran-Red.) sangat susah untuk mati,” ujar Dr. Gupta sambil menjentikkan jarinya.

Padahal, menurut Dr. Sandy Gupta, dengan berhenti merokok, maka si perokok kemungkinan besar mendapat ‘tambahan/ekstra’ hidup sehat berkualitas hingga 10 tahun ke depan.

Jika berhenti merokok selama selama 10 tahun, maka risiko terkena serangan jantung akan sama seperti orang yang tak merokok. Lalu bila berhenti merokok selama 15 tahun, maka kualitas hidup pun akan meningkat sama seperti orang tanpa rokok yang memiliki risiko kecil terkena kanker paru-paru,” papar Dr. Sandy Gupta. “Itu artinya setiap hari berhenti merokok akan membawa level kualitas hidup si perokok mendekati yang dimiliki orang tanpa rokok.

Berdasarkan pengalamannya menangani pasien perokok yang terkena serangan jantung, Dr. Gupta memaparkan bahwa semakin lama pasien berhenti merokok, maka ia akan merasa dapat bernafas dengan lebih baik, juga tekanan darah menurun.

Intinya, berhenti merokok memiliki keuntungan jangka pendek, menengah dan panjang. Untuk jangka panjang, ex-smoker akan kembali mendapatkan kualitas hidup yang sama seperti saat dia belum merokok,” pungkas Dr. Sandy Gupta.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL