RSUD Bali Mandara: Rumah Sakit Referensi Orang Bule di Bali
Written by rpkfm on 23 April 2019
Separuh lebih pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara adalah warga negara asing (WNA). Mereka adalah para pelancong mancanegara yang datang untuk menikmati keindahan Bali. Dari sekitar 4 ribu pasien di tahun 2018, sekitar 2.335 pasien diantaranya adalah WNA. Direktur RSUD Bali Mandara, dr. Gede Bagus Darmayasa, M.Repro mengatakan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya itu merupakan rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien asing terbanyak di Bali.
“Di lokasi Sanur (tempat RSUD Bali Mandara berada), banyak ekspatriat (WNA) berdomisili, juga dipakai menjadi tempat konsulat berbagai negara,” papar dr. Bagus di hadapan para wartawan media massa nasional di Sanur, (23/04).
Lebih lanjut, dr. Bagus mengatakan bahwa sebagian besar penyakit yang diderita pasien WNA terkait dengan kegiatan traveling/wisata, seperti geriartri, stroke, kecelakaan, hingga perkelahian.
“Bahkan banyak juga yang menjadi pasien di rumah sakit ini karena menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” ujar dr. Bagus.
Fakta bahwa banyak pasien asing di RSUD Bali Mandara sejalan dengan konsep pengembangan health tourism dari Provinsi Bali. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata mancanegara ke Bali hingga tahun ini, membuat pemerintah Provinsi Bali menjadikan pariwisata berbasis kesehatan menjadi unggulan tersendiri. Salah satu unggulan kesehatan tradisional yang ditawarkan Bali sebagai bagian dari daya tarik wisata Pulau Dewata adalah spa.
“Spa di Kota Denpasar contohnya, saat ini terkenal sebagai layanan spa terbaik di kawasan Asia Tenggara,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM.
Untuk itu, menurut Kadinkes Bali, pemerintah tengah menggodok Peraturan Gubernur (bahkan Peraturan Daerah) seputar pengobatan tradisional.
Dalam tahun pertama operasionalisasi, sarana prasarana dan layanan kesehatan paripurna RSUD Bali Mandara sudah dapat disetarakan dengan Royal Darwin Hospital Australia. Bahkan, menurut Direktur RSUD Bali Mandara, kedua belah pihak siap bekerjasama.
“Namun kerjasama itu saat ini terkendala masalah teknis, karena mesti G to G (antar negara),” pungkas Direktur RSUD Bali Mandara.