JP3T: Industri Rokok Korbankan Perempuan & Anak Indonesia

Written by on 2 May 2019

Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) menyatakan bahwa industri rokok saat ini telah dan tengah mengorbankan perempuan dan anak Indonesia. Perempuan dan anak Indonesia saat ini menjadi target konsumen utama industri rokok. Hal ini disampaikan JP3T dalam Talkshow dan Pemutaran 2 Film SemiDokumenter “Perempuan Target Industri Rokok; Kisah Perempuan yang Dikorbankan dan Harapan dari Lahirnya Puan Muda” di kawasan Tebet, Jakarta Selatan (02/05).

Kedua film yang ditayangkan menggambarkan bagaimana perempuan menerima dampak buruk dari industri rokok, baik secara manifest maupun laten. Harga rokok yang diobral murah di pasaran, ditambah dengan akses mudah, membuat uang rumah tangga terkuras. Bahkan digambarkan (dari kesaksian seorang ibu muda), rokok menjadi pengeluaran utama setiap bulannya. Selain itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan prevalensi perokok anak dan perempuan memiliki tren kenaikan yang cukup bermakna.

Untuk itu, muncul gerakan perempuan muda peduli pengendalian tembakau atau yang disebut Puan Muda. Menurut Dete Aliah, Project Leader JP3T, Puan Muda merupakan salah satu upaya mengantisipasi serangan industri rokok terhadap anak dan perempuan. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para perempuan muda terkait pengendalian tembakau, khususnya bahaya rokok, baik aktif maupun pasif.

Hal ini dipandang perlu mengingat banyak perempuan muda, terutama ibu muda dari kalangan miskin, mengaku tak mengetahui mengenai bahaya rokok. Kebanyakan dari mereka merokok karena terpapar iklan rokok yang masif di berbagai media. Masifnya iklan rokok di berbagai bentuk media, menurut Magdalena Sitorus, Koordinator JP3T, disebabkan lemahnya regulasi pengendalian tembakau.

Iklan rokok itu kontradiktif. Di sisi lain, mereka (industri rokok) mengaku bahwa rokok itu dapat membunuh, di sisi lain mereka menawarkan produktifitas bila merokok. Itu berbahaya! Negara harus hadir di sana,” ujar Magdalena Sitorus.

Senada dengan Magdalena Sitorus, Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Budi Wahyuni mengatakan bahwa perempuan adalah target dalam banyak produk, termasuk rokok. Terlebih rokok itu mengandung nikotin. Di saat tekanan sosial semakin meningkat, maka rokok sangat menjanjikan.

Selain pencitraan perempuan berdaya dengan tampilan maskulinnya pada setiap iklan rokok, perempuan belum cukup mendapatkan informasi tentang ancaman pada kesehatan reproduksi. Karena ini yang tidak bisa disamakan dengan laki-laki,” kata Budi Wahyuni.

Dalam salah satu film dokumenter yang diputar siang tadi, Nurul Luntungan dari Center for Indonesia’s Strategic Initiative (CISDI) mengatakan bahwa ada banyak cara industri rokok mempengaruhi perempuan dan anak sebagai konsumen utama mereka ke depan. Beberapa diantaranya adalah melalui inovasi kemasan dan rasa, juga sejumlah gimmick seperti light nicotine dan jargon-jargon produktif.

Hal tersebut dilakukan untuk membuat persepsi publik bahwa rokok itu tidak berbahaya. Jumlah perokok perempuan di negara maju sudah melampaui jumlah perokok laki-laki. Di Indonesia, memang masih didominasi perokok laki-laki, namun melihat tren dan masifnya iklan rokok sangat mungkin jumlah perokok di Indonesia akan didominasi perempuan,” papar Nurul Luntungan.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL