Dr. Terawan sang Terapi ‘Cuci Otak’ Kini jadi Menteri Kesehatan

Written by on 23 October 2019

Kedatangan Dr.Terawan Agus Putranto mengenakan kemeja putih saat mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta kemarin (22/10/2019) adalah salah satu langkah yang menuntunnya menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Pada pertemuan itu Terawan tidak banyak berbicara mengenai posisi kementrian, hanya satu kalimat yang sempat diucapkan kepada awak wartawan saat itu, “Saya ke dalam dulu ya”.

Dikenal sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Mayjen dr Terawan yang juga seorang anggota TNI menyatakan bahwa dirinya siap meninggalkan jabatannya. Tindakan tersebut dibuktikan dengan mengadakan apel terakhir di RSPAD menggunakan seragam militernya pada rabu dini hari (23/10/2019).

Bukti kerja Terawan di dunia kesehatan juga tidak diragukan lagi. Melalui metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau yang dikenal dengan ‘cuci otak’ sempat ditegur oleh mantan Menkes Nila Moeloek yang mengatakan bahwa metode itu harus ditindak lanjuti. Berikut beberapa fakta mengenai Dr. Terawan sang Menteri Kesehatan yang dirangkum dibawah ini.

Latar belakang pendidikan.

Menjadi dokter adalah cita cita yang dimiliki Dr. Terawan sejak masih kecil, kelahiran 5 Agustus 1964. Ia pun menempuh pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan berhasil lulus sebagai dokter pada tahun 1990. Setelah itu Dr. Terawan mengabdikan dirinya ke Instansi Militer Angkatan Darat dan ditugaskan ke beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Lombok dan Jakarta.

Dr.Terawan Melanjutkan Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga dan mendapatkan gelarnya di tahun 2004 silam.. karena merasa belum cukup puas akan ilmu yang dimilikinya, ia pun melanjutkan pendidikannya di Universitas Hasanuddin dan menempuh program doktor dan lulus di tahun 2013.

Terawan Theory

Metode pengobatan ‘Terawan Theory’ sudah diterapkan di Jerman dan dipatenkan. Metode tersebut membuktikan bahwa pasien bisa sembuh dari penyakit stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Yang membuktikan bahwa Terawan mampu berkembang di dunia medis dengan segala teori yang dibuatnya.

Metode ini adalah metode yang terkait dengan metode brain flushing atau yang dikenal dengan metode ‘cuci otak’ pada penderita stroke.

Rekor MURI

Antaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) yaitu penghargaan yang diberikan oleh mantan Kepala BIN AM Hendropriyono kepada Dr. Terawan di tahun 2015.

Dr. Terawan juga mendapat 2 rekor muri sekaligus sebagai penemu metode terapi ‘cuci otak’ dan penerapan metode Digital Subtraction Angiography (DSA) terbanyak.

Diketahui terapi ini juga diminati oleh negara Vietnam. Dimana sebanyak 1000 warga vietnam menjalani terapi tersebut di RSPAD pada bulan November 2018 lalu.

 Sempat ditentang oleh IDI

Dibalik kesuksesan tentu saja banyak medan terjal yang harus dijalani. Tidak terkecuali Dr. Terawan pun mendapat teguran dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prijo Sidipratomo, mengatakan adanya pemberhentian sementara kepda Dr.Terawan karena dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran yaitu pasal empat dan enam.

Diketahu bersama bahwa Dr.Terawan merupakan anggota timdokter yang dipilih langsung oleh Jokowi untuk membantu menangani Ani Yudhoyono saat berjuang melawan kanker darah di Singapura kala itu.

‘Urusan stunting, industri kesehatan, pelayanan kesehatan dasar, kemudian juga tata kelola BPJS berada di wilayah beliau’ ungkap Presiden Jokowi. Itu adalah sebagian besar pr yang harus dijalankan dan diperhatikan Dr.Terawan di masa jabatannya menjadi Menteri Kesehatan.

(Poppi Natama)


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL