Larangan Masker Scuba, Satgas Siapkan Masker Lima Lapis

Written by on 17 September 2020

Penggunaan masker jenis scuba dan buff yang kini dilarang untuk digunakan di dalam kereta rel listrik (KRL) sesuai aturan baru dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) kembali mengedukasi masyarakat akan tingkat efektivitas penggunaan masker berdasarkan jenisnya.

“Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapis dan terlalu tipis sehingga kemungkinan tembus, tidak bisa menyaring lebih besar. Jadi disarankan menggunakan masker yang berkualita” tegas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.

Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir menjelaskan bahwa masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba, pada saat digunakan maka masker akan tertarik atau renggang sehingga kerapatan dan pori kain membesar. Masker ini hanya melindungi 0% – 5% penggunanya dari paparan Covid-19.

Sejalan dengan buff, dalam sebuah studi dari Duke University di California Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan buff yang terbuat dari campuran polyester dan spandeks tidak efektif memblokir droplets virus corona.

Menanggapi adanya larangan ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan scuba bukan termasuk masker. Terlebih dengan jenis kain yang digunakan sangat besdar kemungkinannya untuk virus masuk kedalam tubuh.

“Jadi ini yang kemudian bikin masyarakat bingung. Jadi please, masker, masker, titik. Jangan ditawar-tawar lagi. Kan 3M itu tidak diawali dengan yang pertama menutup muka. Kalau menutup muka pakai ember juga bisa. Yang diminta itu apa? Scuba itu apa? Kalau scuba itu masker, berani kamu nyelam pakai ini? Jadi bukan, ya” tegas Achmad Yurianto, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes.

Selain penggunaan masker, Yuri juga menyinggung untuk tetap menjalankan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menggunakan masker.

Untuk menjaga keefektifan pemakaian masker, Satgas Nasional Penanganan Covid-19 telah memproduksi masker dengan teknologi baru yang lebih efektif mencegah masuknya virus corona ke dalam tubuh manusia. Masker tersebut adalah masker dengan kain lima lapis yang diproduksi di Indonesia dan sudah diuji coba di Jerman.

Menggunakan bahan baku Polyester dengan teknologi antibakteri pada setiap benang, masker ini dikatakan memiliki daya penyaringan virus mencapai 88% dan penyaringan bakteri 99%.

“Rencananya Satgas akan segera membagikan masker lima lapis ini kepada masyarakat, bekerja sama dengan berbagai pihak. Diharapkan, pembuatan masker lima lapis ini juga bida menggerakkan UMKM, untuk membuat hal yang sama. Sehingga, bisa diproduksi lebih banyak lagi” ungkap Wiku.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL