Jokowi Arahkan Kurangi Libur Akhir Tahun, Pakar Himbau Liburan Aman Saat Pandemi

Written by on 24 November 2020

Presiden Joko Widodo beserta jajarannya baru saja menggelar rapat terbatas yang membahas mengenai penanganan Covid-19 dan libur cuti bersama akhir tahun 2020.

Jokowi dalam rapat tersebut disebut meminta adanya pengurangan jumlah libur pada akhir tahun 2020. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

“Yang berkaitan masalah libur, cuti bersama akhir tahun termasuk libur pengganti cuti bersama Idul Fitri, Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan,” kata Muhadjir dalam konferensi persnya usai rapat di Istana Merdeka, Senin (23/11/2020).

Namun demikian, Muhadjir belum menjelaskan lebih rinci berapa hari jumlah pengurangan libur akhir tahun yang diminta oleh Jokowi.

Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah memutuskan menggeser libur cuti bersama Lebaran ke akhir tahun 2020 berbarengan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Sebelumnya libur akhir tahun ini sudah diatur dalam SKB 3 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Keenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Menpan RB Tjahjo Kumolo. Berdasarkan SKB tersebut libur akhir tahun 2020 bisa sampai 11 hari. Berikut rinciannya:

  • Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal
  • Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal
  • Senin, 28 Desember 2020: Pengganti Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
  • Selasa, 29 Desember 2020: Pengganti Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
  • Rabu, 30 Desember 2020: Pengganti Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
  • Kamis, 31 Desember 2020: Pengganti Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
  • Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi

Dengan demikian, total ada 2 hari libur nasional dan 5 hari cuti bersama. Lalu, bila ditambah dengan hari Sabtu dan Minggu, maka total hari libur tanpa jeda adalah sebanyak 11 hari.

Di lain sisi mengenai hubungan libur panjang dengan peningkatan penularan virus Corona, pakar epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada, Riris Andono, menjelaskan bahwa libur panjang tidak akan berpengaruh pada peningkatan kasus Corona jika masyarakat tetap di rumah dan melaksanakan protokol kesehatan jika berpergian.

“Jadi isunya yang menyebabkan libur panjang itu menjadi libur panjang itu menjadi sumber penularan karena ada persepsi bahwa ketika libur kemudian status social distancing itu tidak berlaku lagi. Problemnya di situ, libur lebaran, libur Idul Adha, libur kemerdekaan itu kemudian diterjemahkan waktunya untuk sama seperti liburan ketika belum ada COVID, ” tegasnya.

Jika masyarakat ingin tetap berlibur, Riris menghimbau untuk memilih tempat liburan di ruang terbuka. Tetap memperhatikan ketiga protokol kesehatan yang paling utama.

“Itu yang menjadi masalah, padahal pesannya harus konsisten, libur tidak libur ya harus social distancing, kalau tidak perlu ya jangan keluar rumah. Kalaupun misalnya mau liburan carilah tempat yang tidak berkerumun dan menghindari kerumunan di tempat terbuka kalau bisa. Itu yang tidak diterjemahkan ketika membuat kebijakan libur,” tegasnya.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL