Gereja Diserang saat Beribadah, 15 Orang Meninggal
Written by Argopandoyo Tri Hanggono on 13 March 2024
Sebuah Gereja Katolik di desa Essakane, Provinsi Oudalan, di bagian Timur Laut Burkina Faso mendapat serangan bersenjata saat menyelenggarakan Ibadah Hari Minggu. Pemerintah setempat menyatakan 15 orang jemaat yang saat itu sdang beribadah meninggal dunia, dan dua lainnya luka ringan. Demikian berita yang dilansir dari kantor berita BBC London.
Desa Essakane di provinsi Oudalan yang letaknya berdekatan dengan perbatasan burkina Faso dan dengan Mali itu, seperti wilayah lain dari Burkina Faso terkenal dengan kehidupan toleransi yang tinggi. Pejabat gereja setempat mengatakan bahwa para penyerang itu terindikasi sebagai kelompok militan Islam bersenjata. Kepala Biara Jean-Pierre Sawadogo, menyatakan 12 korban meninggal di tempat dan tiga lainnya meninggal di rumah sakit.
Sampai berita ini ditulis belum ada pernyataan resmi dari Ouagadougou, ibu kota negara Afrika Barat itu. Sedangkan Pernyataan resmi dinyatakan oleh Kepala Keuskupan wilayah itu. “Dalam keadaan yang menyakitkan ini, kami mengundang Anda untuk berdoa bagi mereka yang meninggal dalam iman, untuk kesembuhan bagi yang terluka, dan untuk konsolidasi hati yang berduka.” Peristiwa ini mencatat kembalinya tindakan kekejaman baru di tahun 2024 olrh kelompok milisi bersenjata terhadap kelompok sipil Burkina Faso.
Saat ini sepertiga wilayah Burkina Faso berada di bawah kendali kelompok pemberontak yang memiliki hubungan dengan kelompok Al-Qaeda dan ISIS, yang masih terus diperangi pemerintah Burkina Faso. Situasi ini membuat jutaan orang terpaksa mengungsi ke wilayah Sahel. Kantor berita BBC London menyebutkan bahwa dalam kondisi seperti ini, jemaat-jemaat gereja di negara itu terancam sebagai sasaran pembunuhan.
Burkina Faso dan negara-negara tetangganya Sahel, Mali dan Niger telah menarik diri dari blok politik dan ekonomi regional yang bernama Ecowas. Alasan negara-negara itu keluar, lantaran Organisasi Ecowas sangat kurang membantu dalam memerangi kelompok teroris di negara-negara itu. Pada awal bulan ini, presiden Burkina Faso, Ibrahim Traoré, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah siap membantu untuk memerangi milisi bersenjata, yang masih berada di wilayah-wilayah negara Afrika Barat itu.