Mendamba Kreativitas Pemerintah Daerah

Cerita arus mudik lebaran penuh dengan cerita kemacetan lalu lintas. Sekarang, setelah arus balik, cerita berganti menjadi persoalan urbanisasi. Kreativitas pemerintah daerah didamba untuk menahan laju urbanisasi.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan laju urbanisasi, terutama ke Jakarta, seharusnya bisa dibendung apabila kabupaten/kota dan provinsi dipimpin bupati/walikota atau gubernur yang kreatif. “Kita butuh walikota atau bupati untuk lebih kreatif lalu menciptakan lapangan usaha atau memanfaatkan potensi daerah untuk membuka lapangan kerja dan industri kreatif,” kata Yayat saat berbincang di Program OBSESI edisi Selasa, 12 Juli 2016.

Menurut Yayat, pada masa jelang pemilihan kepala daerah, para calon pemimpin kerap menjanjikan lapangan kerja. Hal inilah yang perlu dituntut dari calon terpilih untuk menunjukkan kreativitasnya mewujudkan janji politik saat kampanye. Sementara, kewenangan kepala daerah yang tetap dibatasi di dalam peraturan perundang-undangan pascaotonomi daerah bukan menjadi alasan kreativitas tersebut tidak muncul.

“Jangan jadikan aturan atau ketentuan yang berlaku menjadi alasan halangan menjadi kreatif,” tambah Yayat.

Apabila hal ini terwujud, Yayat meyakini Jakarta yang selama ini diberi imej atau citra sebagai jawaban atas masalah di daerah akan luntur. “Selama ini kan masalah di desa adalah ketersediaan lapangan kerja, tingkat pendapatan, dan pengangguran. Nah, bagaimana agar tak perlu ke Jakarta untuk mencari solusinya,” ujar Yayat.

Meski demikian, Yayat menilai Jakarta perlu tetap terbuka kepada para pendatang baru. “Asal punya ketrampilan. Kalau hanya lulusan SMA hanya akan membebani Jakarta. Jakarta membutuhkan tenaga lebih terampil dan mental kuat. Kalau yang datang hanya modal nekad ini akan menjadi masalah baru,” kata Yayat. rik