UKI Raih Hibah Penelitian Bantuan Pendanaan Program Matching Fund-Kedaireka Tahun 2023
Written by Daniel Tanamal on 28 March 2024
Jakarta, RPKFM – Peneliti Universitas Kristen Indonesia (UKI) meraih hibah dengan judul Pengembangan Biomarker Berbasis Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) dalam upaya optimalisasi diagnosis penyakit infeksi dan bermitra dengan PT Aruvana Virtual Semesta.
Tim peneliti UKI ini adalah Evy Suryani Arodes, M.Biomed (dosen FK UKI), Nelius Harefa, S.Si, M.Pd (dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UKI), Jap Mai Ching, S.Si, M.Si (dosen FK UKI) dan melibatkan beberapa mahasiswa. Mereka berhasil meraih hibah penelitian bantuan pendanaan Program Matching Fund-Kedaireka Tahun 2023.
Menurut Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKI, Prof. Dr. Hotmaulina Sihotang, M.Pd, program Kedaireka Matching Fund adalah program pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. “Ini merupakan program penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan mitra, agar menghasilkan kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan atau terhadap implementasi kebijakan strategis nasional,” katanya saat kegiatan penyerahan laporan hasil penelitian di Gedung FK UKI (25/03).
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran UKI, Dr. dr. Robert Sinurat, Sp.B.S. menjelaskan hasil penelitian ini adalah menghasilkan produk inovasi berupa biomarker berbasis VR dan AI sebagai metode pembelajaran keterampilan medik dan praktikum mahasiswa kedokteran dalam mendiagnosis penyakit infeksi.
Solusi untuk Membuat Keterampilan Medik
Ditambahkan Evy Suryani Arodes, M.Biomed, Dosen Fakultas Kedokteran UKI, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan mutu pembelajaran baik Fakultas Kedokteran juga FKIP UKI. “Dengan pengembangan metode VR dan AI ini dapat menjadi solusi untuk membuat praktikum atau keterampilan medik dapat lebih cepat dikuasai dan menarik. Keunggulan dari pengembangan inovasi ini adalah dapat divisualisasikan dengan animasi 3D, sehingga dapat memahami prosedur pemeriksaan dengan menginterpretasikan hasil dengan akurat, serta untuk menghindari pemakaian bahan infeksius,” jelasnya.
“Kami tidak lagi membutuhkan bahan-bahan infeksius, serta produk ini dapat digunakan secara berulang tanpa adanya biaya tambahan seperti pekerjaan yang dilakukan secara konvensional di laboratorium,” terang Evy.
Ketua tim peneliti UKI ini menuturkan manfaat dan dampak signifikan bagi perguruan tinggi dari luaran yang dihasilkan dari inovasi ini antara lain mendapatkan produk inovasi VR dan AI, menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengurangi cost untuk pembelian bahan praktikum, serta menjadikan referensi.
“Dalam perkembangan saat ini banyak implementasi teknologi VR dan AI mulai diterapkan di dunia kedokteran dan kesehatan dengan berbagai variasi aplikasi yang telah dikembangkan. Termasuk sebagai media pelatihan medis untuk dokter maupun mahasiswa, perawatan pasien, sarana edukasi terhadap penyakit dan kondisi kesehatannya,” tuturnya.
“Pengembangan inovasi biomarker berbasis VR dan AI ini siap untuk dikomersialisasi di tahun 2024,” tambah Evy.