#KlinikRPK: Waspada Henti Napas!
Written by rpkfm on 9 August 2016
Punya perawakan gemuk? Berleher pendek dan punya riwayat asma serta merokok? Ditambah tidur dengan mendengkur pula? Waspadailah fenomena henti napas. Berpotensi mematikan, lho.
Dijelaskan dr. Frans Abednego Barus, Sp.P dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, keadaan henti napas adalah penutupan jalan napas ketika seseorang tertidur. Kondisi ini masih normal selama orang yang mengalami masih bisa terbangun ketika henti napas terjadi.
“Tidurnya terlelap. Lalu pangkal lidah dan lidah yang mengalami relaksasi saat tidur tadi lalu menutup saluran napas. Dalam hitungan detik, seharusnya pasien terbangun karena mendapat peringatan perihal oksigen yang berkurang di dalam darah,” kata dr. Frans saat berbicara di sesi Klinik RPK FM edisi Selasa, 9 Agustus 2016.
Kondisi henti napas pada seseorang sebenarnya tidak selalu akan menimbulkan kematian karena sesungguhnya pada kondisi tersebut masih aman-aman saja sekalipun terjadi hingga selama 4-6 menit.
“Pada saat tidur, semua otot dan termasuk lidah mengalami relaksasi. Sewaktu-waktu, saluran napas bisa tertutup. Nah, pada saat itu CO2 dalam darah naik dan sebaliknya O2 turun. Seharusnya ada peringatan dalam tubuh. Namun ada kalanya sistem peringatan dalam tubuh tidak berjalan seperti semestinya,” terang dr. Frans perihal rangkaian pada seseorang mengalami henti napas.
“Menjadi berujung kematian karena otak dan jantung sudah lumpuh. Kondisi inilah yang harus diwaspadai,” jelas dr. Frans.
Mekanisme peringatan, papar Abednego, sebenarnya sudah tubuh ciptakan sendiri. Pada saat konsentasi O2 turun hingga kurang dari 50 persen di dalam darah, seseorang akan sesak nafas. “Dia akan coba mencari nafas, gelagapan. Menarik napas secepat-cepatnya dan sedalam-dalamnya,” kata Abednego.
Untuk itu, kata Frans, jika seseorang punya kebiasaan mendengkur yang hebat atau tidak normal, seperti orang tercekik kala tidur, maka harus jaga-jaga terhadap kondisi henti napas. “Perhatikan posisi tidur. Harus diperbaiki. Paling aman tidur miring dengan diganjal. Sangat baik apabila sanggup tidur dengan posisi tengkurap,” tips dr. Frans. Dia juga menambahkan perlu olahraga untuk menurunkan berat badan.
“Penting untuk mengurangi tekanan lemak terhadap saluran napas,” kata dr. Frans. rik