Menghargai Tempat Wisata Bersejarah di Indonesia
Written by rpkfm on 20 August 2016
Sejarah negeri kita adalah pilar penting yang membentuk Indonesia hingga seperti sekarang ini. Peninggalan bersejarah juga bukan suatu yang langka dan jarang kita temukan. Namun sayangnya, tidak banyak dari masyarakat Indonesia yang tertarik dan peduli dengan peninggalan-peninggalan berharga tersebut. Bila saja kita mau lebih sedikit membuka mata, maka kita akan menyadari begitu banyaknya tempat bersejarah di Indonesia yang memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi.
Namun kondisi rasa kurang perduli pada akhirnya memperlihatkan tempat-tempat bernilai itu kian menurun nilainya. Pakar Perjalanan dan Wisata, Bob Moningka mengatakan bahwa sesungguhnya kita bisa melihat kota Jakarta sekarang kini, yang suka atau tidak suka, adalah kota yang telah menjadi pusat ekonomi terpenting di Asia Tenggara, dan wilayah ekonomi berpengaruh di Asia. “Bahkan di dunia, tapi sayang hanya sedikit yang mengetahui hal itu,” tambah Moningka.
Kondisi seperti ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan mengingat Jakarta adalah kota yang penuh nilai sejarah dan kenikmatan estetika wisata. Berbagai ornamen-ornamen pada situs situs bersejarah Jakarta sesungguhnya berpotensi menambah daya tarik wisata. Tapi, menurut Moningka, ada ornamen yang membutuhkan perubahan cara pengelolaan. Misalnya alat transportasi trem yang pernah menjadi alat transportasi andalan di Jakarta. “Sekarang relnya sudah ditutupi kaca,” ujar Moningka, seolah menyayangkan.
Menurutnya, kita bisa belajar dari beberapa negara yang mampu meramu sejarah kebangsaan yang mereka miliki, hingga para wisatawan mau berkunjung. Bangsa Indonesia sesungguhnya bisa berkreasi banyak untuk melestarikan ornamen-ornamen bersejarahnya. Beberapa film produk negeri sendiri, menurut Moningka, mampu mengangkat nilai sejarah tempat wisata yang ada di Indonesia. Film-film mengenai sejarah yang menampilkan lokasi bersejarah, menurut Moningka, mampu membawa wisatawan mengunjungi situs bersejarah tersebut. “Contohnya, banyak yang ke Belitung setelah menonton film Laskar Pelangi,” begitu ujar Moningka.