• Uncategorized

#Smart Consumer : Waspadai Praktik Money Game Berkedok MLM

Written by on 4 October 2016

Modus praktik Money Game melalui kegiatan Multi Level Marketing (MLM) telah banyak beredar di masyarakat. Tidak sedikit orang yang terkena tipuan dari modus berkedok MLM. Kerugian yang mereka dapatkan lebih besar dengan bergabung dalam kegiatan ini. Untuk itu, kita perlu berhati-hati, jika ingin bergabung dalam sebuah MLM.

Sebenarnya untuk berjaringan itu adalah boleh-boleh saja nggak masalah tetapi yang perlu diwaspadai yaitu model market plannya,”kata Sularsih, salah satu pengurus dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia(YLKI).

MLM merupakan direct selling atau sistem penjualan langsung, di mana barang dipasarkan langsung dari produsen ke konsumen. Para konsumen yang sekaligus memasarkan barang mendapat imbalan bonus. Bonus tersebut diambil dari keuntungan setiap pembeli yang dikenalkan oleh pembeli pertama berdasarkan ketentuan yang diatur. MLM ini sejatinya memiliki surat izin penjual langsung.

Salah satu persyaratan MLM, yaitu terdaftar di APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia). APLI merupakan sebuah organisasi sebagai tempat kesatuan dan persatuan berhimpunnya para penjual langsung. APLI bertugas mengawasi dan mengendalikan perusahaan yang berbasis MLM.

Bila kita bandingkan dengan MLM yang murni atau asli, money game berkedok MLM tidak pernah jelas secara sistem maupun jenjang karir. Biasanya money game hanya menguntungkan upline yang paling atas. Level paling atas itulah yang akan mendapatkan untung paling besar dan banyak.

Banyak masyarakat Indonesia itu ingin melakukan suatu bisnis untuk mendapatkan keuntungan secara instan. Saat ingin mendapatkan keuntungan secara instan, kadang kadang mereka tidak melihat apakah ini benar atau tidak dia hanya kuntungan dan keuntungan. Iming iming ini yang merupakan kuncinya,” jelas Sularsih di program #SmartConsumer edisi Jumat, 30 September 2016.

Selain itu, MLM yang yang benar (bukan money game) memberikan bonus bagi para mitra dari penjualan produknya. Berbeda dengan money game yang bonusnya didapat dari cara merekrut orang. Semakin besar merekrut orang, maka akan semakin besar pula bonusnya. Biasanya, money game tidak mempunyai produk. Namun apabila mempunyai produk, tidak sejelas dan sedetail produk pada MLM.

Untuk itu, YLKI mengimbau agar masyarakat dapat mewaspadai parktik money game yang berkedok MLM. Masyarakat harus mengenal seluk beluk perusahaan  maupun produk yang ditawari melalui MLM, mulai dari izin hingga manajemen dan model marketing. Semakin jeli dan kritis masyarakat terhadap MLM yang ditawarkan, maka kita mampu mengurangi praktik-praktik money game yang mengatasnamakan MLM, pungkas Sularsih.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL