Harmonisasi Komunikasi itu Penting Tripartit
Written by rpkfm on 12 May 2017
Menapaki bulan Mei masyarakat dunia khususnya Indonesia selalu mengawali dengan sorotan gereakan kaum pekerja yang memperingati May Day setiap tanggal 1 Mei melakukan rutinitas demonstrasi, mulai dari kritik perlakuan lebih baik hingga tuntutan kenaikan standar upah bagi kesejahteraan. Situasi ini membawa banyak pihak berharap adanya kepemimpinan yang lebih memperhatikan harapan kebanyakan masyarakat yang adalah kaum pekerja.
Setiap perubahan kepemimpinan, maka banyak harapan dan cita-cita dari janji-janji kampanye, terutama dengan janji mengenai kenaikan upah gaji pekerja. Dengan demikian pengusaha pun juga memiliki harapan, yang selalu mengimbangi tuntutan para pekerja dalam sebuah kerja sama yang diharapkan bisa berjalan baik, baik dengan pekerja mau pun dengan pemerintah.
Hal itu adalah harapan kelahiran sebuah senergitas yang sehat tanpa ada kesenjangan majikan dan bawahan. Ketua DPP Asosiasi Kontraktor Air Indonesia, Gabarius Simblon mengatakan bahwa buruh dan pengusaha harus memiliki simbosis mutalisme. “Di mana pengusaha maju buruh pun mendapat kesejahteraan,” demikian ungkapnya
Pengusaha juga membutuhkan diskusi terbuka antara pemerintah yang akan mendapatkan point point yang juga berdampak meningkatkan kualitas pengusaha kecil menengah. Pengusaha harus melakukan sertifikasi. Selain itu adanya pembinaan yang penting bagi para buruh. Buruh pun juga harus mengusahakan diri untuk mengupgrade kemampuan di dalam dirinya sehingga kemampuan juga akan menaikan upah mereka.
Diharapkan tidak adanya kesenjangan antar pengusaha, buruh, bahkan pemerintah. Harus terjalin adannya keharmonisan komunikasi dengan etika bisnis yang di lakukan oleh buruh, pengusaha, dan juga pemerintah. Transparasi penggunaan APBD yang baik, serta tidak adanya pengusaha, maupun pemerintah yang bermain “nakal” akan mampu membawa perekonomian ke arah yang lebih baik.