Belajar Mencegah Kekerasan Seksual, Yuk…

Written by on 11 August 2017

Salah kaprah saat menanggapi dan mencegah kasus kekerasan seksual masih banyak terjadi. Alhasil, korban pun terus bermunculan dan membuat upaya untuk menghapus kasus kekerasan seksual menjadi bak membentur tembok besar nan kokoh. Andai semua pihak membekali diri dengan edukasi seputar pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi.

Rika Rosvianti dari per-EMPU-an menyimpulkan bahwa semua kasus kekerasan seksual yang terjadi selama ini disebabkan edukasi pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi yang minim kepada publik, terutama pelaku. “Ada yang menilai wajar kekerasan seksual terjadi karena laki-laki punya dorongan seksual dan perempuan pada posisi pasif,” sesal Rika saat berbicara di Program Klinik RPK FM edisi Kamis, 10 Agustus 2017.

Rika menolak tegas anggapan itu. Justru Rika ingin mendorong semua pihak sadar bahwa tidak ada hubungan antara kekerasan seksual dengan dorongan seksual.

“Semua kekerasan seksual karena kekurangan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi. Bukan karena dorongan seksual. Yang harus dipahami mulai sekarang adalah bahwa laki-laki sesungguhnya punya kemampuan untuk mengendalikan dorongan seksualnya dan perempuan punya otoritas penuh pada tubuhnya,” tegasnya.

Untuk itu, Rika mendorong semua pihak untuk mulai angkat bicara terkait isu penghapusan kekerasan seksual. “Tidak hanya perempuan saja yang harus bersuara. Tapi laki-laki juga karena tidak sedikit juga laki-laki yang menjadi korban pelecehan seksual,” tambah Rika.

Rika juga menolak kesan bahwa kasus kekerasan seksual bermula dari korban yang “mengundang” pelaku beraksi. “Ini salah kaprah yang lain. Bicara kasus kekerasan seksual tidak ada istilah ‘mengundang’ dan ‘diundang’. Sekadar tahu saja, korban kasus kekerasan seksual ada dialami anak perempuan usia tujuh bulan sampai usia 80-an,” kata Rika mematahkan anggapan korban sendiri yang mengundang pelaku beraksi.

Pada akhirnya, tutur Rika, kembali pada edukasi. “Bikin pelaku sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Mungkin akan ada banyak perdebatan, tapi tetap perlu edukasi dan pemahaman lebih dalam perihal kekerasan seksual,” tutup Rika. (Rik)


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL