PBB: Finlandia Paling Bahagia di Dunia, AS Makin Tak Bahagia
Written by rpkfm on 15 March 2018
Finlandia adalah negara paling bahagia di dunia, sedangkan warga Amerika makin tidak bahagia, meski negara adidaya itu makin kaya, menurut sebuah survey tahunan oleh PBB, Reuters melaporkan.
Burundi berada diurutan paling bawah dari 156 negara dalam peringkat Laporan Kebahagiaan Dunia 2018 yang diluncurkan oleh Badan PBB untuk Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan (SDSN). Pemeringkatan dilakukan berdasarkan produk domestik bruto per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan sosial, kedermawanan dan tidak adanya praktek korupsi.
Dihadapkan pada hari-hari musim dingin yang keras dan gelap, warga Finlandia mengatakan akses pada alam, keamanan, pengasuhan anak, sekolah-sekolah berkualitas dan layanan kesehatan gratis, adalah hal-hal terbaik yang mereka dapatkan dari negara itu.
“Saya bercanda dengan sesama rekan Amerika bahwa kita menjalani mimpi Amerika di Finlandia,” kata Brianna Owens, yang pindah dari Amerika dan sekarang menjadi guru di Espoo, kota terbesar kedua di Finlandia dengan populasi penduduk sekitar 280 ribu jiwa.
“Saya rasa semua yang ada dalam masyarakat dibuat agar warga bisa sukses, dimulai dengan universitas dan system transportasi yang berjalan dengan sangat baik,” kata Owens kepada Reuters.
Finlandia, naik dari posisi kelima tahun dan menggeser Norwegia dari posisi puncak. Peringkat 10 teratas masih didominasi oleh negara-negara Nordik, seperti Finlandia, Norwegia, Denmark, Islandia, Swiss, Belanda, Kanada, Selandia Baru, Swedia dan Australia.
Amerika Serikat turun ke peringkat 18, dari 14 tahun lalu. Inggris berada di peringkat 19 dan Uni Emirat Arab di peringkat 20.
Satu bab dalam laporan setebal 170 halaman khusus membahas masalah-masalah kesehatan baru, seperti obesitas, depresi, dan krisis opioid. Khususnya di Amerika Serikat yang prevalensi ketiga masalah itu meningkat lebih cepat dibandingkan dengan negara lain.
Meski pendapatan per kapita di Amerika Serikat telah meningkat pesat sepanjang setengah abad terakhir, kebahagiaan warga AS menurun akibat melemahnya jaringan pendukung sosial, anggapan kenaikan korupsi di pemerintahan dan sector bisnis, dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga publik.
“Kita jelas punya masalah krisis sosial di Amerika: lebih banyak ketidaksetaraan, menurunnya kepercayaan, menurunnya kepercayaan kepada pemerintahan,” kata kepala SDSN, Profesor Jeffrey Sachs dari Universitas Columbia di New York, kepada Reuters, karena laporan tersebut diluncurkan di Akademi Sains Vatikan.
Selain itu, untuk pertama kalinya sejak dimulai pada 2012, laporan SDSN juga memberikan peringkat kebahagiaan untuk para imigran di 117 negara, yang lahir di luar negeri. Laporan SDSN ini menggunakan berbagai lembaga jajak pendapat, angka-angka resmi dan metode penelitian.
Lagi-lagi, Finlandia berada di puncak peringkat untuk kategori ini, hingga mendapat status emas ganda. Para imigran yang lahir di luar negeri, tidak bahagia di Suriah, yang telah dibelenggu perang saudara selama tujuh tahun. [ft]