Di Namlea Maluku, Menkes Kunjungi Penyulingan Minyak Kayu Putih Binaan Puskesmas
Written by Daniel Tanamal on 11 May 2018
Ada yang unik dalam kunjungan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Jumat (11/5), hari ini. Selain mengunjungi Rumah Sakit Namlea sebagai RS pusat rujukan regional, Menkes juga meninjau tempat penyulingan minyak kayu putih binaan Puskesmas Namlea.
Didampingi Sekretaris Jenderal Untung Suseno Sutarjo dan pelaksana tugas Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Menkes bersama rombongan terlebih dahulu mengunjungi RS Namlea dengan meninjau setiap fasilitas seperti di antaranya kamar operasi, ruang pemulihan, IGD, dan ruang resusitasi. Kepada Direktur RS dr. Helmi Koharjaya, Menkes meminta untuk segera memaksimalkan fasilitas yang tidak berfungsi seperti Computerised Tomography (CT) Scan yang tidak berfungsi karena keterbatasan listrik, dan meminta agar merenovasi ruangan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, seperti ruang bedah yang seharusnya tidak terdapat jendela.
Setelahnya Menkes meninjau tempat penyulingan minyak kayu putih binaan Puskesmas Namlea. Terdapat 12 tungku penyulingan dengan menggunakan peralatan tradisional. Proses penyulingan dibutuhkan api yang cukup besar sehingga menimbulkan banyak asap di sekitar tungku. Menkes mengimbau para pekerja untuk menjaga kesehatan dan menggunakan masker untuk menghindari masalah pernapasan akibat asap, dan diharapkan penyulingan itu bisa menggunakan gas sehingga tidak menimbulkan banyak asap.
Tempat penyulingan minyak kayu putih itu sendiri merupakan binaan Puskesmas yang disahkan berdasarkan SK Kepala Puskesmas Namlea pada 2017 tentang penetapan penanggungjawab Usaha Kecil Menengah (UKM). Terkait kesehatan lingkungan (Kesling), Direktur Kesling, Kemenkes dr. Imran Agus Nurali menilai ada tiga faktor yang harus diperhatikan di tempt penyulingan minyak kayu putih itu, yakni kualitas udara, penambahan tanaman penghasil oksigen di sekitar tungku, dan sanitasi.
Banyaknya asap yang dihasilkan menyebabkan kualitas udara menurun. Karenanya, Imran mendukung imbauan Menkes, ke depannya agar dapat menggunakan gas. Imran mengatakan, akan lebih baik bila di sekitar tungku ditanami tanamah penghasil oksigen. Sementara terkait sanitasi, tidak menjadi masalah karena para pekerja tidak menetap di sana.