Tiga Gereja Besar Bicara Kesatuan, Sekretaris Umum PGI: Tugas Mewujudkan Gereja yang Esa Adalah Tugas Gereja Itu Sendiri

Written by on 23 November 2021

JAKARTA, RPK FM – Radio Pelita Kasih (RPK FM) Jakarta hadir bersama pemimpin dari tiga gereja besar di Indonesia dalam Indonesian Church Leaders Club (ICLC) untuk membahas kesatuan gereja-gereja. Acara yang berlangsung secara daring pada Senin (22/11) ini, mengusung tema “Tiga Gereja Besar Bicara Kesatuan” dengan menghadirkan Pdt. Manuel E. Raintung, Ketua II Majelis Sinode GPIB; Pdt. Bernard Manik,M.Th., Praeses HKBP Distrik VII DKI Jakarta; serta Pdt. dr. Josafat S. Mesach, M.Th., Sekretaris Umum GBI, sebagai narasumbernya.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn F Manuputty, M.A., yang juga sebagai keynote speaker dalam acara ini, memberikan perspektif mengenai latar belakang atau sejarah berdirinya berdirinya Gerakan Oikumene di Indonesia yang disarikan dari berbagai sumber. Ia mengatakan bahwa kata oikumene menjadi bagian integral saat berbicara tentang persekutuan gereja. “Oikumene adalah istilah serapan dari perspektif Yunani yang awalnya berarti dunia yang didiami dalam batas teritorial kekuasan Romawi saja. Di kemudian hari, istilah ini memperoleh makna yang semakin luas menunjuk persekutuan dan kerjasama antar kelompok di dalam kekristenan,” ujarnya.

Pada awal abad ke-20, lanjutnya, kata oikumene diberi makna geografis yang berorientasi pada gereja misioner yang terarah pada seluruh dunia. “Jadi oikumene merupakan ungkapan untuk gereja yang satu, yang kudus, yang katolik dan apostolik. Belakangan ini, pengertian oikumene dikembangkan menjadi holistik, meliputi relasi antar sesama manusia dan relasi manusia dengan alam,” ungkap Pdt. Jacklevyn.

Ia juga menyampaikan bahwa Gerakan Oikumene di Indonesia adalah kegiatan dan usaha yang diadakan serta ditujukan untuk mendukung kesatuan umat Kristen. “Harus dikatakan bahwa gerakan ini pertama-tama muncul dari gereja reformasi. Ada empat usaha yang dilakukan gereja reformasi dalam membangun kesatuan gereja. Yang pertama usaha mempersatukan orang Kristen dari gereja yang mempunyai dasar teologis dan konvensional yang sama,” kata Pdt. Jacklevyn.

“Kedua, mempersatukan orang-orang Kristen Protestan dalam perhimpunan. Yang ketiga, pembentukan gerakan sukarela yang mempersatukan anggota gerakan yang berasal dari banyak denominasi gereja. Ini adalah tugas mewartakan injil kepada dunia. Yang keempat, kerjasama dalam bidang pewartaan injil, dalam bidang penerjemahan, penyebaran Alkitab, dan lain-lain,” ujarnya lebih lanjut.

Usaha-usaha tersebut berpuncak pada konferensi pengabaran injil sedunia di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1910 yang menumbuhkan semangat gereja-gereja Protestan dalam membangun kesatuan gereja. “Kemajuan ini ditandai dengan dibentuk secara resmi Dewan Gereja Sedunia pada tahun 1948. Dewan Gereja Sedunia merupakan wadah dimana gereja-gereja dapat berkumpul dalam satu persekutuan rohani  untuk berunding dan mencari jalan menuju kesatuan gereja yang sempurna,” jelas Pdt. Jacklevyn.

“Tugas mewujudkan gereja Kristus yang esa adalah tugas gereja sendiri. Sedangkan Dewan Gereja Sedunia hanya menolong gereja-gereja dalam tugas ini,” tegasnya.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL