Menkes Imbau Puncak Omicron di Pertengahan Juli
Written by rpkfm on 27 June 2022
JAKARTA, RPK FM – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperingatkan masyarakat mengenai puncak kasus penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia yang akan terjadi pada Minggu kedua dan ketiga Juli 2022.
Hal ini, ungkap Budi, didasari melalui data di Afrika Selatan negara asal munculnya subvarian BA.4 dan BA.5.
“Kalau di indonesia sama kayak di Afrika Selatan, maka perkiraan puncaknya minggu kedua atau ketiga Juli,” kata Budi di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (26/6) seperti dikutip dari detikhealth.
Budi menjelaskan, subvarian BA.4 dan BA.5 itu telah menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara dunia termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data, Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak Omicron BA.1.
“Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya Omicron,” ungkap Budi.
Budi menjelaskan jika Indonesia meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak Omicron, atau setara 17.000 hingga 18.000 pasien dan setelah itu akan turun kembali.
“Namun dengan jumlah pasien yang masuk rumah sakit dan kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya,” ungkapnya.
Budi mengatakan laju penularan atau reproduction rate Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari, tapi masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
“Positivity rate nasional masih terkendali di 3,61 persen kurang dari 5 persen,” ucapnya.
Namun Budi mengingatkan bahwa beberapa provinsi seperti Jakarta dan Banten angka positivity rate sudah di atas 5 persen.
Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap melakukan empat kebijakan di antaranya mempertahankan standar protokol kesehatan, mempercepat vaksinasi booster, melakukan sero survey-3 di akhir Juni sampai awal Juli, dan memeriksa status terkini di awal Juli 2022.