Presiden Jokowi Berikan Pesan Damai dalam KTT G20, Minta Perang Dihentikan
Written by Daniel Tanamal on 15 November 2022
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pesan damai dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20. Salah satu pesannya adalah untuk segera mengakhiri perang yang terjadi saat ini.
Menurutnya, semua yang terlibat dalam KTT G20 tidak punya pilihan lain. Yakni, perlu memiliki semangat kolaborasi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi dunia. “Kita memiliki tanggung jawab, bukan hanya bagi rakyat kita sendiri, tapi seluruh masyarakat penduduk dunia,” tegas Jokowi dalam pembukaan KTT G20, Selasa (15/11/2022).
Dengan adanya tanggung jawab tadi, semua negara perlu tunduk pada hukum internasional. Artinya, perlu ada solusi yang baik untuk semua atau win-win solution. “Memiliki tanggung jawab di sini juga berarti kalau kita harus menyetop perang. Kalau perang tak selesai, itu akan menghambat dunia untuk bergerak ke depan,”ujarnya.
“Jika kita tak menyelesaikan perang, itu akan menghambat kita untuk mengambil tanggung jawab di masa depan, untuk generasi saat ini dan generasi penerus. Kita tak boleh membiarkan dunia pecah belah, kita harus menghentikan dunia kembali masih ke perang dingin lainnya,” tambah Jokowi.
Sedikit mundur kebelakang, Jokowi pernah mengupayakan adanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Langkahnya, dia menghampiri Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menghampiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Atas tindakannya ini, Jokowi disebut-sebut sebagai juru damai oleh beberapa pihak. Presidensi G20 sendiri, membawa pesan yang sama seperti Jokowi. Pada kesempatan ini, Jokowi juga membawa pesan perdamaian. Hal ini dilandaskan pada demokrasi yang jadi corak Indonesia.
Dia mengisahkan kalau Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota. “Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20,” paparnya.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia menurutnya telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani berbagai perbedaan yang terlihat. Bahkan, perbedaan itu dinilai dalam posisi yang cukup lebar. “Sebagai presiden G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar,” ungkapnya.
“Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia,” beber Jokowi.