Peringati Harlah Pancasila, IKA MIH UKI Gelar Diskusi “Pancasila Dalam Berbagai Tarikan Kepentingan”

Written by on 3 May 2023

Jakarta, RPK FM – Memperingati Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Ikatan Alumni Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Indonesia (IKA MIH UKI), mengadakan Online Discussion, bertajuk “Pancasila Dalam Berbagai Tarikan Kepentingan”, Kamis (1/6/2023), dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Nikson Gans Lalu (Dosen FH UKI) dan Dwight George Nayoan (Aktivis Partai).

Diskusi dipimpin oleh moderator sekaligus pemantik diskusi Dr. Dina Napitupulu S.H., M.H., MKn., MSc (Dosen Tetap Prodi MH UKI) dan dibuka dengan sambutan dari Berry Sidabutar (Ketua Umum IKA MIH UKI) yang mengatakan bahwa tema diskusi ini menjadi menarik untuk didiskusikan karena menjelang tahun politik, dan begitu banyaknya kepentingan di republik ini.

Nikson Gans Lalu yang menjadi pembicara pertama, memaparkan Indonesia sebagai fenomena baru dunia, dengan latarbelakang perbedaan yang sangat tinggi, namun dipakai sebagai alat untuk pemersatu bangsa. “Anugerah Tuhan kita hidup di Indonesia. Indonesia sebagai fenomena baru, karena terbentuk dari berbagai macam perbedaan latarbelakang yang merupakan realitas dan fakta yang tidak bisa ditolak, namun harus dipakai sebagai kekuatan untuk mempertahankan negara ini,” katanya.

Dirinya menambahkan bahwa kekuatan Pancasila sebagai satu-satunya landasan berbangsa dan bernegara harus tetap diperjuangkan ditengah begitu hebatnya tarik menarik kepentingan. “Kita tidak bisa lepas dari berbagai kepentingan, tapi sebagai satu bangsa, bahwa apapun pilihan kita, kita tetap komitmen, pancasila tetap sebagai satu-satunya landasan dan pilihan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Menjelang perebutan kekuasaan 2024 banyak tarikan menarik kepentingan politik. Kita tidak perlu khawatir selama Pancasila tetap dijadikan yang utama dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara,” tegasnya lagi.

Semantara itu, pembicara kedua Dwight George Nayoan, atau populer disapa Sandi Nayoan, membuka pemikiran bersama bahwa Pancasila merupakan realisasi yang begitu penting sebagai pijakan hidup berbangsa dan bernegara. “Realisasi Pancasila sangat penting karena sebagai dasar filsafat, pandangan hidup yang pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai, yang dijabarkan, direalisasikan serta diamalkan dalam kehidupan secara konkrit dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya.

Dirinya juga menegaskan dalam pandangannya bahwa Pancasila masih terlalu sakti dan kuat untuk digantikan dengan sistem atau ideologi apapun yang ditawarkan dalam berbagai fenomena tarik menarik kepentingan dalam konteks politik. “Hari ini pancasila masih sakti dan kuat, kekuatannya sangat luarbiasa, ditengah persoalan dan konflik yang ada terjadi. Apapun perbedaan dan tarik menarik kepentingan disetiap kelompok dan golongan atau di parlemen, saat ditarik keatas, saat menyentuh Pancasila, semua otomatis mengerem. Semua mengerem, saat ada satu kebijakan atau peraturan yang dianggap akan berbenturan dengan setiap sila di Pancasila,” pungkasnya.

Dalam kesimpulan dan penutup diskusi, Dr. Dina Napitupulu menggarisbawahi bahwa Pancasila tidak selesai hanya saat menjadi dasar negara atau hari libur nasional, harus harus tetap dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. “Pancasila tidak selesai saat dijadikan dasar negara atau bahkan hari libur nasional, namun harus terus dibudayakan menjadi liveview dan livestyle oleh semua anak bangsa, sehingga meskipun kita masuk era globalisasi, kita tetap punya nilai luhur yang sebenarnya sudah ada saat nenek moyang kita dan harus dijaga supaya tidak tergerus oleh globalisasi,” katanya.

Secara khusus, diskusi dari IKA MIH UKI akan terus berlanjut dan dilaksanakan secara periodik, dengan membahas isu-isu aktual dan juga momentum hari-hari nasional, sebagai bagian dari edukasi untuk masyarakat.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL