Pusat Studi Pancasila Prodi Doktor Hukum UKI: Krisis Kebangsaan Harus Dicegah Melalui Upaya Mengejawantahkan Nilai-nilai Pancasila
Written by Daniel Tanamal on 19 July 2023
Jakarta, RPKFM – “Nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kepada setiap individu sebab tidak jarang implementasinya masih sebatas pengakuan yang disebut Pancasilais, tapi sejatinya tindakannya justru bertentangan dengan pandangan hidup dan jiwa bangsa. Itu sebabnya kajian Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat penting dilakukan menyikapi krisis kebangsaan dan krisis jati diri yang berpotensi menimbulkan konflik dan memecah belah bangsa,” ujar Direktur Program Pascasarjana UKI, Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak, M.Pd., PA., dalam sambutan pembukaan Seminar Nasional 2023 bertema ‘Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sosial, Politik, Ekonomi dan Budaya’.
Seminar tersebut diselenggarakan di Auditorium Graha William Soeryadjaya, UKI Jakarta (18/07). Ia berharap, melalui seminar nasional ini, kajian mengenai Pancasila tidak berhenti sebatas telaah ilmu pengetahuan namun juga mengejawantah di dalam kehidupan masyarakat berupa ide, ucapan, perilaku, dan tindakan, sehingga mencegah masuknya bahaya radikalisme dan komunisme serta berbagai paham lain yang tidak berasal dari bumi Nusantara dan bukan karakteristik bangsa Indonesia. Disinilah UKI berkontribusi melahirkan pemikiran ilmiah dan strategis dalam implementasi Pancasila secara khusus lewat pendidikan di perguruan tinggi.
Sebagai pembicara pertama, Ketua Program Doktor Hukum (PDH) UKI, Prof. Dr. John Pieris, S.H., M.H., M.S., mengatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman menyelesaikan berbagai persoalan hidup masyarakat Indonesia. Menurutnya Pancasila menjadi alat untuk memecahkan berbagai problematika sosial, politik, ekonomi dan budaya agar bangsa Indonesia kian maju, sebab Pancasila telah mampu mempersatukan masyarakat dengan beragam perbedaan latar belakang. Diingatkan olehnya agar seluruh warga negara Indonesia wajib memiliki kesadaran hukum sebagai budaya hukum yang sangat penting demi terciptanya ketertiban, kedamaian dan keadilan masyarakat, sehingga keteladanan, kejujuran, keadaban, ketaatan dan kepatuhan harus melandasi aktivitas semua pusat kekuasan negara. “Sebagai nation state, kita harus menjadikan kepelbagaian sebagai potensi untuk menjadikan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Jika kita meninggalkan Pancasila, maka bangsa ini akan hancur,” tandasnya.
Ketua Pusat Studi Pancasila PDH UKI, Prof. Dr. Mompang L. Panggabean, S.H., M.Hum., mengutarakan harapannya agar Pancasila direvitalisasi dan direinterpretasi kembali sesuai perkembangan jaman dan jangan melupakan memoria passionis dalam perjalanan hidup bangsa. Ditandaskan olehnya bahwa di dalam kurikulum pendidikan, Pancasila agar dijadikan intisari yang menjiwai setiap mata ajar atau mata kuliah, sehingga globalisasi tidak menjadi wadah untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang dipandang mampu menjawab kebutuhan manusia milenium.
Pembicara selanjutnya, Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA dengan materi “Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sosial Ekonomi’ menyatakan bahwa tujuan dari sistem ekonomi Pancasila adalah membuat rakyat makmur dan sejahtera, menumbuhkan perekonomian berdasarkan kegiatan berbisnis dan menciptakan kestabilan ekonomi melalui banyaknya kesempatan kerja. “Bisnis harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab kepada konsumen, tenaga kerja, lingkungan dan investor dimana pemerintah dan swasta saling mendukung dalam pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemerataan kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil dan pengusaha besar dengan melandasinya pada pemikiran bahwa cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ujar Dr. Dhaniswara.
Selaku keynote speech, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., M.S. selaku Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, berpesan agar ilmu pengetahuan dan teknologi sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kearifan lokal dan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Beliau mengingatkan bahwa sebelum memperbaiki orang lain, perbaikilah diri sendiri lebih dulu dan melakukan segala sesuatu demi hari depan yang lebih baik.
Pembicara terakhir ialah Tim penasehat Kantor Staf Presiden (KSP) RI, Dr. (c) Manuel Kaisiepo, S.IP., M.H., yang secara keras mengungkapkan bahwa Pancasila masing sering dilihat dalam tataran konseptual dimana setiap pemimpin bebas memberi tafsir masing-masing, sehingga Pancasila belum menjadi principle guidance dan state obligation akibat kekuasan ekonomi oleh sebagian orang. Penting untuk dipikirkan adanya badan legislasi nasional merupakan salah satu usulannya.
Dr. (c) Nikson Gans Lalu, S.H., M.H. bertindak sebagai moderator dan Dr. (c) Heddy Kandou, S.H., M.H. selaku MC dalam seminar dimana Paduan Suara Mahasiswa UKI tampil dengan salah satu lagu yang menggugah semangat: Pancasila Rumah Kita karya Franky Sahilatua.