Payudara Ibu, Awal Perkembangan Anak Bangsa
Written by rpkfm on 5 August 2016
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara esklusif merupakan cara terbaik untuk memberikan anak-anak kita sebuah permulaan yang terbaik dari awal masa perkembangan mereka. Karena itu, Flavia Bustreo, Asisten Direktur Jenderal Kesehatan Keluarga, Perempuan dan Anak dari WHO, mengatakan bahwa kita wajib memberikan dukungan apapun yang diperlukan untuk para ibu dapat aman dan nyaman menyusui kapanpun dan dimanapun.
Flavia menyatakan dalam siaran pers terkait World Breastfeeding Week (1-7 Agustus 2016), bahwa pemberian ASI sangat berdampak baik terhadap perkembangan kesehatan anak, terutama perkembangan otak di 3 tahun pertama. ASI sangat baik untuk pertumbuhan koneksi syaraf, khususnya untuk kemampuan berbicara dan berbahasa. ASI juga dapat memberikan pondasi (arsitek dan fungsi) otak yang mumpuni buat anak.
“Itulah mengapa saya begitu terharu saat melihat ibu menyusui. Sebagai tambahan, selain sebagai sumber gizi yang lengkap, saat ibu menyusui, bayi juga dapat merasakan cinta/kasih sayang dan keamanan yang diberikan ibu. Saya tahu sekali si ibu telah memberikan awal terbaik dari tahap perdana perkembangan anaknya. Awal perkembangan anak sesungguhnya dimulai dari payudara seorang ibu,” ungkap Flavia.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan The Lancet mengonfirmasi bahwa bila bayi mendapatkan ASI eksklusif, maka bayi tersebut telah mendapat dasar yang terbaik untuk bertahan dari serangan berbagai penyakit masa kanak-kanak dan saat dewasa. The Lancet pun mengabarkan bahwa ditemukan relasi yang erat antara pola ASI eksklusif yang ditambah hingga 2 tahun dan kemampuan anak belajar di sekolah serta tingkat IQ yang dimiliki. Bahkan, masih menurut The Lancet, diperkirakan US$ 300 Miliar hilang dalam pertumbuhan ekonomi setiap tahun di seluruh dunia akibat gangguan kapasitas mental yang diderita anak yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Namun sayang, menurut Flavia, hingga kini hanya 1 dari 5 anak di negara-negara dengan penghasilan tinggi yang mendapatkan ASI selama 12 bulan. Sementara fakta di negara-negara dengan penghasilan menengah ke bawah menyebutkan bahwa pemenuhan hak dasar bayi terkait ASI hanya diberikan 16% dari total populasi bayi yang ada.
Terakhir, Flavia Bustreo dari WHO menandaskan bahwa semua pihak terkait, mulai dari orangtua (ibu dan ayah), keluarga, komunitas, perusahaan/institusi dan pemerintah, wajib mendorong dan mendukung para ibu memberikan ASI eksklusif kepada para bayi dimanapun dan kapanpu. who | yp