Dukung ASI Ekseklusif!
Written by rpkfm on 8 August 2017
Setiap tanggal 1 sampai tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, dunia kesehatan memperingati pekan ASI sedunia. Peringatan tahun ini tema yang diketengahkan adalah “Bekerja Bersama untuk Keberlangsungan Pemberian ASI”. Menyusui sesungguhnya juga upaya perlindungan kesehatan jangka pendek bagi Ibu mau pun bayinya. Namun demikian, ternyata menyusui juga memiliki manfaat jangka panjang bagi ibu dan bayi.
Cakupan ASI eksklusif yang tinggi juga akan memberikan Indonesia generasi penerus yang lebih baik. Nia Umar, Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui se-Indonesia atau AIMI, mengatakan bahwa keberhasilan menyusui tidak terlepas dari berapa lama seorang ibu menyusui anaknya. Dan pemberian ASI eksklusif yang akan memiliki hasil baik paling tidak selama selama 6 bulan.
Dan berdasarkan hal itu, ada baiknya pemerintah berani untuk meninjau kembali peraturan lama cuti bagi ibu perkerja yang melahirkan. Dan selama ini, menurut Undang-undang no. 13 tahun 2003, wanita melahirkan masih diberikan cuti selama 12 minggu alias 3 bulan saja. Maka untuk cuti melahirkan, Indonesia masih tidak lebih baik dari Vietnam yang telah berani menerapakn cuti hamil selama 6 bulan.
Negara lain juga adalah India, yang telah menerapakan cuti melahirkan selama 6 bulan. Dan 2 minggu dari enam bulan itu diambil dari saat sebelum melahirkan. Ini sangat baik, karena cuti 2 minggu yang diambil sebelum melahirkan itu, akan sangat membantu seorang ibu mempersiapkan waktu-waktu menjelang melahirkan. Dan sisa cuti 6 bulan diambil setelah melahirkan untuk memberi kesempatan ibu memberikan waktu ASI eksklusif.
Semangat pemberian ASI eksklusif juga perlu mempertimbangkan kembali beberapa regulasi lainnya, misalnya regulasi mengenai iklan susu formula yang memiliki dampak terhadap pemberian ASI eksklusif . Menurut Nia ada 4 pilar penting dalam mendukung pemberian ASI eksklusif, yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dan hal itu adalah komitmen langsung dari pemerintah.
“Kemudian kebijakan pendukung,” begitu ungkapnya. Dan tidak sampai di situ saja, dukungan tenaga dan fasilitas kesehatan, serta dukungan keluarga dan masyarakat, sangat benar-benar diharapkan dalam hal ini. Dukungan sektor formal untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Indonesia harus bisa dibuat lebih memadai.
Hal ini bisa disadari dengan peraturan yang masih kurang mendukung, juga kesadaran para ibu melahirkan terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Padahal pemberian ASI eksklusif sangat memadai baik bagi para ibu hamil atau juga ibu menyusui. Dan kesadaran lamanya pemberian ASI hingga bayi berusia 6 bulan pun juga tidak banyak diketahui.
Kesadaran hal tersebut memang harus kian giat didengungkan kepada masyarakat guna kesadaran pentingnya ASI eksklusif. Dalam periode 6 bulan tersenut bayi bisa diberikan ASI tanpa asupan tambahan. Karena memang tidak ada asupan yang lebih penting bagi bayi kecuali ASI yang mengandung banyak nutrisi penting bagi tumbuh kembangnya bayi.
Nutrisi tersebut adalah vitamin, protein dan lemak. Dan perlu disadari, bahwa pemberian ASI sangat lebih mudah ketimbang pengolahan susu formula. Dan selain itu juga, ASI akan lebih mudah dicerna bayi dalam tubuhnya, ketimbang susu formula. Bahkan lebih dari itu, pemberian ASI bukan hanya menyehatkan bayi, namun juga menyehatkan ibu menyusui.