Gangguan Organ Panggul, Ancam Kualitas Hidup!
Written by Daniel Tanamal on 5 April 2018
Gangguan pada organ panggul ternyata dapat mengganggu kualitas hidup, bahkan jika tidak diatasi melalui pengobatan yang tepat maka akan mengeluarkan banyak biaya. Sampai saat ini penelitian memperlihatkan bahwa 1 dari 3 perempuan memiliki salah satu gangguan dasar panggul.
Beberapa gejala yang perlu dipahami terkait dengan gangguan panggul ini, terutama khususnya yang dialami oleh perempuan adalah inkontinensia urine atau sulit menagah buang air kecil, hingga turun peranakan (prolaps), sulit menahan buang air besar, sampai di masalah gangguan seksual.
“Inkontinensia urine merupakan kondisi di mana seseorang tidak bisa menahan buang air kecil setelah melahirkan. Sebenarnya kondisi ini memang bisa dipahami pada pria maupun perempuan. Namun memang cenderung lebih banyak dialami perempuan yang sudah aktif secara seksual. Kecenderungan ini juga bisa dialami oleh wanita pasca kelahiran,” ujar dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K), dalam rilis yang diterima RPK FM Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Disebutkan pula bahwa kondisi tersebut biasanya terjadi akibat lemah atau rusaknya otot yang digunakan untuk mencegah buang air kecil, seperti otot dasar panggul dan urethral sphincter. Untuk mencegah terjadinya gangguan yang bisa terjadi dengan gangguan dari organ panggul tersebut, dr Budi menerangkan bahwa perlu dilakukan skrining dengan princip cepat, sederhana dan bukan diagnostik.
Disebutkan pula, ada beberapa jenis tindakan yang dapat dilakukan oleh Rumah Sakit YPK Mandiri, yaitu tindakan non bedah dan tindakan bedah. “Namun ada tindakan konservatif yang bisa dilakukan seperti rutin melakukan senam kegel,” tambah dr. Budi.