KPSI: ODGJ dapat Berhenti Merokok dengan Hipnotherapi
Written by rpkfm on 18 April 2018
Merokok biasanya dilakukan untuk melepas rasa stress ataupun karena tidak adanya kegiatan. Mulai dari coba-coba sampai dengan akhirnya menjadi kebiasaan. Perokok merasa lebih rileks dan nyaman ketika merokok, karena saat merokok dopamin dalam tubuh dilepaskan. Dopamin inilah yang membuat seseorang merasa lebih rileks dan nyaman.
Rokok tidak mengenal usia, gender, atau golongan tertentu. Pada segmen Klink RPK bersama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (Kamis, 05/04), dijelaskan bahwa banyak ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang merokok. Di sekretariat KPSI Pusat yang berlokasi di Jatinegara ini sendiri, ruang gerak perokok dibatasi. “KPSI ini bebas asap rokok, jadi kalau mau merokok harus di luar. Kadang orang-orang kalau sudah di dalam malas keluar. Kita juga banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendistraksi mereka dari merokok, jika ingin merokok maka harus setelah kegiatan selesai,” jelas Kristianto, care giver KPSI.
Dokter Tribowo Tuahta Ginting, SpKJ menjelaskan bahwa ODGJ yang mengkonsumsi obat-obatan, khususnya obat anti psikotik akan cenderung merokok. Obat anti psikotik dapat menghambat pelepasan dopamin yang memberikan rasa nyaman dan rileks, dengan demikian rokoklah yang menjadi pelariannya. Solusi bagi ODGJ yang merokok dan mengkonsumsi obat-obatan anti psikotik adalah memberikan jenis obat yang tepat dengan dosis yang tepat juga.
Salah satu cara untuk dapat berhenti merokok yang masih dilakukan sampai saat ini adalah Hipnotherapi. Tidak hanya untuk berhenti merokok, Hipnotherapi juga dilakukan bagi orang-orang yang mengalami depresi dan gangguan lain. Jika hendak pergi ke dokter, maka akan diarahkan kepada beberapa dokter seperti dokter paru, jantung, juga dengan dokter kejiwaan untuk dibantu dengan konseling, hipnotherapi dan terapi keluarga. Tips efektif lainnya adalah menelaah seberapa besar kebutuhan rokok, sehingga kita dapat melakukan aktiftas untuk mengalihkannya.
“Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendistraksi kita dari merokok, misalnya pergi jalan-jalan ke tempat yang dilarang merokok. Ke museum, nonton film di bioskop, ke mall, dan lain-lain. Untuk berhenti merokok memang susah, prinsipnya adalah niat. Jika tidak ada niat, maka ke dokter hebat manapun juga tidak akan berhasil,” ujar dr. Tribowo.
(Nadya Joan)