Kiat Pemerintah Mengeluarkan Indonesia dari Ancaman Resesi
Written by rpkfm on 13 October 2020
Ditengah banyaknya isu resesi yang terjadi di berbagai negara yang terdampak sangat parah akibat Covid-19 membuat negara negara lain berfikir keras mencari peluang ekonomi yang tepat. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan membuat berbagai macam strategi agar perekonomian Indonesia tetap bertumbuh.
Menjaga daya beli masyarakat menjadi salah satu strategi yang diciptakan oleh pemerintah. Lantas bagaimana masyarakat bisa mempertahankan daya beli dengan masih diberlakukannya pembatasan aktifitas juga banyaknya masyarakat yang dirumahkan?
Dalam hal ini Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meningkatkan perekonomian Indonesia dengan program perlindungan sosial. Rencana awal yang dibuat pemerintah adalah menyiapkan dana sebesar Rp 203,9 triliun yang ternyata dalam praktiknya sudah dilakukan lebih dari 100% yaitu mencapai Rp 242 triliun.
Program perlindungan sosial ini terdiri dari program PKH (program keluarga harapan) bantuan beras, bantuan sosial di jabodetabek serta non jabodetabek, kartu pra kerja, diskon listrik, subsidi kuota internet dan lainnya yang langsung diberikan kepada masyarakat.
“Kemudian untuk di UMKM disediakan dana Rp 123 triliun dan realisaasinya lebih besar Rp 128,21 triliun dalam bentuk subsidi bunga, penempatan dana belanja dan pph final” ungkap Airlangga Hartarto dalam diskusi bersama BNPB, senin (12/10/2020).
Dalam hal usaha, pemerintah mengutamakan sektor usaha kecil dan menengah dari segi daya beli dan dari segi supply side (sisi penawaran). Terkait dengan resesi hingga saat ini ada 215 negara masuk resesi, sedangkan Indonesia adalah negara ke 5 yang dianggap Kontraksi ekonominya lebih rendah dari yang lain.
“Sehingga tentu yang kita lihat adalah optimisme bahwa di tahun 2021 dengan mulainya vaksinasi perekonomian Indonesia akan tumbuh 4,5 sampai 5,5 persen” tegas Airlangga.
Sementara itu menurut data yang diberikan oleh Kepala Badan Kebijakan Finansial (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menegaskan, pada kuartal III tahun ini, pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1 persen.
“Masih harus kita pastikan seperti perlindungan sosial masih lanjut terus sampai akhir tahun dan lumayan on schedule setiap bulan ada disbursement sampai Rp 200 triliun lebih” ungkap Febrio.