Nadiem Makarim Dinilai Layak Pimpin Kemendikbud-Ristek
Written by Daniel Tanamal on 19 April 2021
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dinilai layak memimpin Kemendikbud-Ristek, pasca persetujuan penggabungan Kemdikbud dan Kemristek oleh DPR RI.
Hal ini dinyatakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Pembaharu Indonesia (GEMPAR Indonesia) yang menilai profil dan jejak rekam Nadiem membuktikan bahwa dirinya adalah sosok muda yang inovator namun rendah hati. “Meski kita menghadapi pandemi, banyak terobosan yang dilakukan Menteri Nadiem di sektor Pendidikan. Dengan masuknya Riset dan Teknologi, semakin cocok dengan profil beliau. Istilahnya, ini bukan barang baru untuk Mas Nadiem, justru ini keahlian dia,” ujar Ketua Harian DPP Gempar Indonesia, Ronald Tampubolon di Jakarta, Sabtu (17/4).
Dalam catatan Gempar, paling tidak ada 5 terobosan Nadiem selama menjabat sebagai Mendiknas. Pertama, program Merdeka Belajar yang revolusioner. Melalui Merdeka Belajar, Nadiem mengganti Ujian Nasional, menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kedua, Program Kampus Merdeka yang membuat dunia Pendidikan semakin match dengan dunia kerja. Ketiga, fleksibilitas penggunaan dana BOS. Lewat terobosan ini dana BOS bisa digunakan sesuai kebutuhan tiap sekolah, sehingga dana BOS lebih tepat sasaran. “Program keempat adalah Guru Penggerak, dan kelima Organisasi Penggerak,” ujar Ronald.
Pada program Organisasi Penggerak terjadi pro kontra di publik. Padahal tujuan awalnya sangat baik, yakni supaya masyarakat ikut terlibat. Namun karena terjadi pro kontra, Menteri Nadiem meminta maaf secara publik. “Itu sesuatu yang jarang ditemui di negeri ini. Bahkan beliau berkeliling menyambangi organisasi-organisasi besar guna menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan yang terjadi. Inilah mengapa kami sebut beliau innovator tetapi rendah hati. Karakter yang jarang di anak muda sekarang, dan karenanya sosok beliau pantas diteladani,” jelas Ronald.
Gempar mengingatkan, pengembangan SDM menjadi fokus utama program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Karena itu, sebaiknya Menteri yang mengurusi SDM ini harus lepas dari kepentingan politik dan kelompok. “Nadiem sosok yang tepat di sana. Kalau beliau diganti, lalu diganti dengan pola yang sebelumnya, maka selamat tinggal revolusi Pendidikan Indonesia. Mengharapkan hasil yang berbeda dengan pola dan orang yang sama, adalah kemustahilan,” pungkasnya.