Komitmen Nadiem Hapus Intoleransi dalam Sistem Pendidikan Indonesia

Written by on 22 November 2021

JAKARTA, RPK FM –  Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan komitmennya terkait bentuk intoleransi dalam sistem pendidikan Indonesia. Dia tak ingin masa depan korban-korban dari tindakan intoleran terancam karena adanya trauma yang terjadi.

Nadiem mengatakan, hubungan psikologis antara guru, orang tua, dan teman di sekitar kampus, memegang peranan penting dalam keberlangsungan ekosistem pembelajaran yang kondusif. Oleh karena itu, ekosistem yang tidak kondusif seperti hal-hal intoleran yang terjadi didalamnya, tidak boleh dibiarkan ada di lingkungan pendidikan.

“Masa depan dia (korban) terancam, dengan adanya trauma yang diakibatkan dosa besar tersebut,” tegasnya dalam laman Kemendikbud Ristek, Kamis (18/11/2021).

Nadiem menyampaikan hal tersebut sebagai bentuk upaya Kemendikbudristek untuk menghapus tiga dosa besar di dunia pendidikan, yaitu intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Menurut Nadiem, hal yang harus disiapkan sebelum pembelajaran adalah perasaan aman.

“Prakondisi dari pembelajaran adalah perasaan aman psikologis bagi para murid dan guru-gurunya,” ungkapnya.

Kebijakan Kemendikbudristek juga merambah pada nilai-nilai keberagaman dan toleransi. Menurut Nadiem, hal tersebut dapat terlihat pada program Kampus Merdeka dan pertukaran pelajar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Mereka (mahasiswa) akan praktik langsung mengenai toleransi dalam kerukunan antaragama (dari program ini),” jelasnya.

Demikian juga pada kebijakan Asesmen Nasional (AN) yang menjadi kebijakan inisiatif Kemendikbudristek dalam mewujudkan lingkungan belajar yang bebas dari diskriminatif. Dalam menghasilkan pemetaan yang objektif, mekanisme AN dilakukan melalui teknik sampling untuk mengambil data yang dibutuhkan.

Pertanyaan yang tersaji tidak hanya sebatas numerasi dan literasi, namun survei karakter dan lingkungan belajar. Pada AN murid dan guru akan ditanyakan mengenai nilai pancasila dan tingkat keamanan mereka di lingkungan sekolah. Dengan demikian, upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila dapat dilakukan.

Nadiem berpendapat, berbagai cara dapat dilakukan untuk menanamkan toleransi. Guru dapat dijadikan panutan dalam bertoleransi yang ditujukan kepada anak didiknya untuk merangkul seluruh keberagaman yang ada. Nadiem juga menyatakan pihaknya selalu memperjuangkan hak-hak kemerdekaan beragama, baik itu bagi peserta didik dan tenaga pendidik.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL