Panduan WHO dalam Cegah Penularan Varian Omicron
Written by rpkfm on 30 November 2021
JAKARTA, RPK FM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, varian Covid-19 Omicron membawa risiko lonjakan kasus infeksi sangat tinggi.
Varian dengan kode B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Dua hari kemudian, tim peneliti independen Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution (TAG-VE) melakukan penilaian dan memasukkan varian baru ini ke dalam kategori Variant of Concern (VOC).
“Berdasarkan bukti yang disajikan, mengindikasikan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19, TAG-VE telah menyarankan kepada WHO bahwa varian ini harus ditetapkan sebagai VOC, dan WHO telah menetapkan B.1.1.529 ke dalam VOC, dengan nama Omicron,” tulis keterangan WHO. Omicron adalah huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.
VOC merupakan kategori tertinggi bagi varian virus Covid-19 terkait dengan penularan, gejala penyakit, risiko menginfeksi ulang, dan mempengaruhi kinerja vaksin. Sebelumnya, varian virus yang dikenal cepat menyebar yaitu Alpha, Beta, Gamma dan Delta masuk ke dalam kategori ini.
Omicron yang masuk dalam VoC sangat berpotensi menyebabkan lonjakan infeksi. Meskipun hingga saat ini belum ada kematian yang dikaitkan dengan varian baru ini.
“Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensial mereka pada lintasan pandemi,” ungkap WHO, dikutip dari Reuters (29/11/2021).
Dalam laman resminya WHO merekomendasikan aksi untuk mencegah penularan Covid-19 varian omicron yaitu tetap patuh pada protokol kesehatan dan tak kendor dalam menerapkannya.
“Langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 adalah dengan menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain,”
– WHO
Memperhatikan penggunaan masker yang benar, adanya ventilasi yang baik di rumah ataupun tempat untuk berkegiatan sehari-hari dan menjauhi kerumunan.
“Tangan harus tetap bersih, batuk dan bersin di tutup dengan siku atau tisu dan mengikuti vaksinasi” tegas WHO.