Dies Natalis Ke-3 Prodi DPAK UKI, Dorong Para Guru Miliki Jiwa Entrepreneurship dan Semangat Kolaborasi Pada Era Disrupsi
Written by Daniel Tanamal on 25 August 2022
Jakarta, RPK FM – Gelar Perayaan Dies Natalis Ke-3 Program Studi Doktor Pendidikan Agama Kristen (DPAK) Universitas Kristen Indonesia (UKI), mendorong setiap guru Pendidikan Agama Kristen untuk memiliki jiwa Enterpreneurship yang dikerjakan dengan semangat kolaborasi.
Hal ini dikatakan Direktur Pascasarjana UKI Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak M.Pd, PA, dalam sambutannya di Aula Pascasarjana UKI – Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat Sabtu (20/8). “Tema Dies Natalis ketiga hari ini “Mengembangkan Potensi Entrepreneurship Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Semangat Kolaborasi pada Era Disruspi”. Tema ini sejalan dengan apa yang dihadapi masa kini dan masa depan. Dalam konteks keguruan, para guru ditantang tidak hanya memiliki kompetensi dalam pendidikan, tetapi miliki juga aspek pengembangan diri yaitu jiwa Enterpreneurship didalamnya. Dan hal itu tidak akan mampu dikerjakan secara personal namun dikerjakan secara kolaborasi yang formal,” jelasnya.
Selain itu Bernadetha berharap Prodi Pendidikan Doktor Agama Kristen UKI dapat berperan secara aktif dalam menghasilkan lulusan dalam bidang agama Kristen secara khusus yang tidak hanya memiliki penguasaan dibidang akademik, tetapi juga mempunyai kemampuan Entrepreneurship yang berkolaborasi atas dasar saling menguntungkan. “Semoga UKI yang saat ini akreditasi unggul yang dimiliki dan melalui prodi DPAK dapat terus memenangi diri dalam memberikan kontribusi bagi pekerjaan Tuhan di Indonesia melalui program Pendidikan Agama Kristen,” pintanya.
Sementara itu dalam Orasi Ilmiahnya, Rektor UKI Dr. Dhaniswara K Harjono S.H., M.H, MBA mengatakan, penyelenggaraan program studi pendidikan agama Kristen di UKI saat ini tersebar pada jenjang Sarjana (S1) Magister (S2) dan Doktor (S3), dan ini adalah kajian pendidikan Kristen yang cukup lengkap pada tekanan khas setiap program studi. Proyeksinya bagi upaya pengembangan pelayanan kegerejaan dalam bidang pendidikan Kristen. “Pembukaan program studi DPAK pada tahun 2019 yang lalu, merupakan bukti nyata kepedulian UKI yang menunjukkan keseriusannya sebagai Patner gereja dalam pembangunan tubuh Kristen di Indonesia,” ujarnya.
Dhaniswara menambahkan bahwa pendidikan adalah sebuah keniscayaan dan berlangsung secara alami, berfungsi sosial lantaran berlangsung dalam masyarakat itu sendiri, memiliki nilai dan bermakna membimbing lantaran kebiasaan hidup generasi lama yang berbeda dengan generasi baru serta menjadi tanda perkembangan peradaban suatu masyarakat.
“Pelaksanaan pendidikan memiliki tujuan tersendiri sebagaimana yang dinyatakan dalam UU RI No 20/2003 yaitu bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,” ujarnya.
Dikatakan, dalam perkembangan modern saat ini, manusia dihadapkan dengan istilah globalisasi, revolusi industri 4.0. Revolusi industri generasi 4.0 ditandai dengan kemunculan superkomputer, kendaraan tanpa pengemudi, dan lain sebagainya, yang memungkinkan manusia harus mengoptimalisasi potensi dan fungsi kecerdasan humanitas demi kesejahteraan dan peradaban.
“Secara sederhana, disrupsi dapat dipahami seabagi bentuk perubahan yang berusaha untuk menghadirkan masa depan ke masa kini. Kita harus berani memiliki inovasi yang sesuai dengan kebiasaan konsumen. Ada upaya untuk mengembangkan diri melalui upaya yang kreativitas dan inovatif sehingga manusia dimampukan dalam menjalani kehidupan modern,” ucapnya.
Menurut Dhaniswara, Guru yang memiliki usaha kreatif dan inovatif sesuai dengan profesinya hingga mencapai kesuksesan akademis dan ekonomis dinamakan teacherpreneur. Sedangkan pendidik profesional adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan profesional yang mampu dan setia mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta di dalamnya mengkomunikasikan usaha pengembangkan profesi dan bekerja sama dengan profesi yang lain,” tandasnya.