Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi UKI, Chontina Siahaan Orasi Ilmiah Transformasi Mediatisasi Informasi Berimplikasi di Era Digital

Written by on 11 November 2022

Jakarta, RPKFM – ”Mediatisasi adalah istilah yang lebih spesifik untuk berteori tentang perubahan terkait media. Kita perlu memahami 2 tradisi yang berkaitan dengan mediatisasi yaitu tradisi institusi dan tradisi konstruksi sosial,” ujar Guru Besar UKI bidang Ilmu Komunikasi, Prof. Dr. Chontina Siahaan, S.H., M.Si., di orasi ilmiah berjudul ‘’Transformasi Mediatisasi Informasi dan Implikasinya di Era Digital”, dalam Upacara pengukuhan Guru Besar Ilmu Komunikasi UKI dilaksanakan di Auditorium Grha William Soeryadjaya, UKI Cawang (11/11).

Prof. Chontina menjelaskan era digitalisasi merupakan era di mana hidup kita senantiasa terkoneksi dengan media digital. Indonesia adalah negara yang menggiurkan bagi perusahaan platform digital global di mana Indonesia dikenal sebagai salah satu negara paling konsumtif dalam bermedia sosial dan menggunakan gawai. Indonesia secara global hanya diperhitungkan sebagai pasar produk teknologi informasi dari negara lain, sebagai objek eksploitasi industri global.

Menurutnya, gelombang mediatisasi diawali dari mekanisasi, elektrifikasi, digital yang ditandai dengan perubahan; Gelombang mekanisasi yang melibatkan peningkatan koeksistensi dan pengaruh bersama antara media cetak mekanis dengan manuskrip tulisan tangan dan media lainnya yang  ditandai dengan tingkat independensi media dari aktor institusional cenderung rendah.

“Gelombang elektrifikasi ditandai dengan banyak inovasi seperti telegraf, telepon, gramofon di mana   media lebih independen dari pemerintah atau badan politik lainnya. Gelombang ketiga agak lebih terlambat yang ditandai dengan adanya komputer, internet di mana   para aktor politik harus menerima bahwa mereka tidak bisa lagi leluasa mengandalkan media untuk mengakomodasi mereka,” paparnya.

Ditambahkan juga bahwa implikasi mediatisasi membuat Media menjadi sangat rekursif, sebagai gambaran kegiatan sekarang banyak melibatkan penggunaan perangkat lunak (soft ware) kerusakan pada aplikasi software, bisa menimbulkan kericuhan. Selain itu, tingkat keterkaitan media dan keterkaitan social dasar di mana aktor yang tadinya mampu bertindak secara mandiri, kini menjadi tergantung di era digital, dan berikutnya, refleksitas diri ditandai dengan media segalanya di mana semakin terbuka terhadap kecemasan yang timbul akibat mediatisasi sehingga terjadi pergeseran norma

Prof. Dr. Chontina Siahaan menilai tingkat keterkaitan media dan keterkaitan sosial dasar dapat memberikan sumber pendapatan dan keuntungan yang baru bila dilihat dari sisi penyediaan infrastruktur milik pribadi dan digerakkan secara komersial yang memungkinkan tidak hanya aspek kehidupan material saja yang terdampak tetapi juga ruang material dari kehidupan sosial itu sendiri. Inilah yang disebut Prof. Chontina dengan istilah Logika papan catur atau chessboard logic.  “Media menjadi semakin berpengaruh, terutama pada pembentukan jenis budaya dan lingkungan sosial baru yang menjadi tempat kita hidup, hal ini terjadi karena peran media yang berubah menimbulkan kondisi saling ketergantungan manusia terhadap teknologi ini,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono turut bangga atas keberhasilan Prof. Chontina meraih gelar Profesor/Guru Besar dalam bidang Ilmu Komunikasi. “Prof. Chontina Siahaan merupakan Guru Besar pertama dalam bidang ilmu komunikasi di UKI. Kami berterimakasih kepada LLDikti Wilayah III atas dukungannya dan ucapan syukur kepada Tuhan atas anugerah ini, karena tidak mudah dalam mencapai Jenjang Jabatan Akademik ke Guru Besar,” ujar Dhaniswara.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., juga mengapresiasi pencapaian Prof Chontina dan UKI yang terus mendukung peningkatan tenaga pendidiknya. “Kami ucapkan selamat kepada Prof. Chontina Siahaan, selamat menginspirasi Indonesia dan dunia. Harapan kami, Guru Besar dapat mendampingi rekan kerja yang sudah Lektor Kepala untuk menjadi Profesor. Peningkatan kualitas perguruan tinggi ditentukan oleh dosen, maka harus memiliki strategi meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Para Guru Besar dapat diberikan fasilitas untuk berkarya mempertahankan keunggulan UKI,” tuturnya.


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


RPK FM

Education & Infotainment Station

Current track
TITLE
ARTIST

Positive SSL