GMDM Membuat Madura BERSINAR
Written by Daniel Tanamal on 12 October 2017
Tahun 2017 ini Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah Dan Mengobati atau BAKORNAS GMDM membuat wilayah Madura Jawa Timur kian BERSINAR alias Bersih Narkoba dan HIV AIDS. GMDM yang terbentuk pada Bulan Mei 2008 dan memiliki dasar hukum notaris di tanggal dua Juli 2008 yang lalu, adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang independen, dalam kepedulian pada anak bangsa. LSAM yang diisi masyarakat lintas agama, suku, dan profesi itu, bergerak atas dasar tanggung jawab sebagai generasi muda Indonesia terhadap penyakit masyarakat yang semakin mengancam kehidupan bangsa.
Program BAKORNAS GMDM yang membantu pemerintah dan masyarakat dalam mencegah jatuhnya korban Narkoba, HIV AIDS, Seks Bebas, Aborsi, dan Premanisme ini, juga bergerak untuk mengantisipasi ketertinggalan pendidikan. “Kita bicara masalah narkoba itu adalah bicara soal penyakit,” begitu ujar Saiful, pegiat anti Narkoba, GMDM Madura, Jawa Timur.. Menurutnya di tempat asalnya, Madura, menjadi pusat narkoba. “Dan racunnya memang ada di Madura,” begitu ungkapnya. “Sebab rakyat kecil yang hidup dalam pedesaan yang jauh dari pengetahuan, tidak tahu apa yang dinamakan narkoba,” paparnya menjelaskan. “Jadi di situlah kelemahan kita,” kata Saiful. Narkoba banyak beredar di kalangan anak muda, lantaran kurangnya informasi yang mendukung dalam menghadapi masalah itu.
“Baik itu anak kecil, kalangan pesantren, dan kalangan para kiayi pun tidak tahu tentang masalah narkoba dan sejenis apa narkoba itu,” demikian lanjut Saiful menambahkan. Keterbatasan pemahaman terhadap narkoba di kalangan orangtua pun, menjadimasalah dalam memberikan pengetahuan terhadap anak-anak. Pendidikan dan pengetahuan yang seharusnya diterima masyarakat perlu dilakukan. Bukan hanya di daerah Madura saja bahkan seluruh Indonesia harus gencar sosialisasi tentang bahaya Narkoba tersebut. Saiful berterima kasih kepada Dewan Pimpinan Pusat GMDM, khususnya Ketua Umum GMDM Jeffery Tambayong, karena dengan kegagahan dan keberanian mereka sehingga warga Madura tahu apa itu narkoba.
Dengan itu, di Madura sudah melakukan penyuluhan informasitentang bahaya narkoba dan dilakukan saat bulan ramadhan dengan tema Ramadhan Bersinar, ke desa-desa dan pondok-pondok pesantren serta sharing ke warga setempat. Saiful mengatakan masyarakat pun sangat terharu, dan menerima dengan baik tentang penyuluhan itu. Dengan adanya penyuluhan itu, masyarakat merespon baik dengan berbagai pertanyaan dilontarkan. “Mereka menanyakan apa itu GMDM, Garda Mencegah dan Mengobati, serta narkoba itu zat kimiayang sangat berbahaya seperti sabu.” Tegas Saiful.
Keterbatasan masyarakat menerima informasi tentang bahaya Narkoba sangat mempengruhi penyalahgunaan narkoba di Madura. Sebab itu sosialisasi bahaya Narkoba menjadi penting dalam membantu masyarakat memahaminya, saat menghadapi masalah narkoba. Orang tua juga menjadi tolak ukur mengubah perilaku anak-anak. “Masalah ini sangat dekat dengan anak-anak muda,” demikian ungkap David Gerungan dari GMDM. Menurut David, banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari gaya hidup. “Tapi apa manfaatnya?” tanya David mengingatkan. Sebab itu, penting bagi orang tua untuk memantau kehidupan pergaulan anak-anak mereka lebih serius.
Perangai yang mulai berubah, perlu dicurigai dan pentong untuk memaksakan anaknya untuk melakukan pemeriksaan. David mengingatkan bahwa hanya karena memulai merokok saja, akan membuat seorang anak beralih peningkatan candunya. Sebab itu, selain keluarga di rumah, partisipasi masyarakat juga penting untuk dalam membantu pencegahan dan pengobatan masalah Narkoba. Pemuka-pemuka agama juga memiliki kewajiban moral untuk melakukan penyuluhan bahaya narkoba. “Sehingga masyarakat kecil tahu akan bahaya ini,” demikian kata David. “Dan semua masyarakat harus berani bertindak,” tambahnya menutup perbincangan sore itu.