Di Usia 271 Gereja Tugu Menjadi Terang Bagi Seluruh Masyarakat
Written by rpkfm on 8 November 2019
Matangnya usia Gereja Tugu menjadi salah satu tantangan untuk menjaga eksistensi dan toleransi.
Gereja Tugu yang berada di kawasan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara menjadi tempat berkembang dan bertumbuh jemaat Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Tugu. Serangkaian acara tentu saja disiapkan demi menyambut hari besar Gereja Tugu. Namun perayaan kali ini juga memperingati ulang tahun GPIB Sinodal ke -71 dan perayaan jemaat Tugu bergabung dengan GPIB Tugu 59 tahun.
Gereja Tugu ini juga secara resmi telah menjadi salah satu cagar budaya sejak tahun 1970an dan ditanda tangani oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Ali Sadikin. Pengaruh budaya portugis juga terlihat jelas dari kesenian, struktur wajah warga setempat yang menunjukkan adanya percampuran keturunan dan gedung Gereja Tugu ini.
Bukan hanya warga jemaat gereja GPIB Tugu saja yang merasakan suka cita atas genapnya usia Gereja Tugu ke 271, tetapi warga disekitar Gereja Tugu juga turut bersukacita dengan ikut serta meramaikan acara hiburan musik dari jakarta yaitu musik khas keroncong tugu. Keberagaman yang saling mendukung jelas sekali tergambar di daerah Cilincing ini, karena tepat di belakang daerah Gereja Tugu terdapat sebuah bangunan Masjid dan antar warga tetap harmonis. Dengan adanya pertambahan usia ini, bertambah juga harapan seluruh jemaat Gereja Tugu.
“Menjadi jemaat yang mempunyai berkat dan berdampak buat sekitarnya lewat segala kegiatannya. Makin dikenal di khalayak banyak, tetap bertahan dan persekutuan antara orang orang Tugu dan Jemaat Tugu semakin solid.” Ungkap Ketua Panitia Terpadu GPIB Gereja Tugu Periode 2019-2020 Martin Arthur V Teeson.
Selain adanya pertunjukan musik khas keroncong tugu, tari noni tugu, potong tumpeng dan bazzar, sebelumnya juga diadakan workshop kelola sampah dan keselamatan berkendara bagi jemaat dan warga sekitar yang mengikut sertakan seluruh warga di kawasan Cilincing, Jakarta Utara ini.