Leadership is Painful, Change, and Risk

Sahabat RPK, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek, berkomitmen menciptakan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan untuk mewujudkannya peran pimpinan Unit Pelaksana Teknis atau UPT yang berada di 34 provinsi se-Indonesia harus siap mendukung Kemendikbudristek, terutama dalam peran yang mampu menjadi motor perubahan. Maka dibuatlah kegiatan Leadership Development Program yang diharapkan dapat mempersiapkan bagi para Kepala UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah baik itu PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pada hari Kamis, 15 Desember 2022 yang lalu.

LDP yang dihadiri langsung Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim sebagai narasumber yang dimoderatori oleh Dirjen PAUD, Dikdas,dan Dikmen, Iwan Syahril. sebagai moderator Dirjen Iwan menyampaikan bahwa Mendikbudristek hadir untuk berbagi pengalaman sebagai pemimpin perubahan di tiap provinsi. Pengalaman tersebut menurut Iwan perlu dibagikan kepada para peserta. Maka dalam membuka berbaginya tersebut, Nadiem menyatakan bahwa ada tiga hal penting terkait kepemimpinan. Pertama kepemimpinan yang sejati. Kepemimpinan sejati itu menurut Menteri sangat menyakitkan.

Sahabat RPK, Kepemimpinan itu menurut Menteri Nadiem, tidak sekedar memimpin orang. “Pengalaman saya mayoritas pembelajaran saya bermula dari krisis,” demikian akunya membuka perbincangan. “Jika kita tertantang oleh kesusahan, kita baru sadar di situlah kita berkembang,” demikian lanjut Nadiem saat itu. Menurut menteri, kepemimpinan sejati itu sangat ‘painful’. “Tidak ada kepemimpinan yang dapat membawa perubahan, tanpa pemimpinnya yang bisa bangkit mengatasi rasa sakitnya itu,” paparnya menjelaskan.

Selain ‘painful’ Sahabat RPK, nadiem mengatakan bahwa sebagai pemimpin tanggung jawabnya adalah menggerakkan perubahan. “Leadership is Change,” begitu kata Nadiem. “Kita harus membawa perubahan, dan harus perubahan yang positif untuk masa depan,” lanjut Nadiem menjelaskan. Setelah Painful, dan Change, kepemimpinan adalah keberanian mengambil resiko. “Jika ingin mencapai perubahan, kita harus siap gagal!” begitu tandas Nadiem. Menurutnya, kepemimpinan sejati itu termasuk kemampuan mengambil risiko dan juga menerima kegagalan. Namun tidak hanya sampai di situ, Nadiem menjelaskan bahwa dalam kondisi itu pemimpin harus terus maju tak gentar dengan adanya kemungkinan akan gagal. “Namun kita harus percaya bahwa akan ada keberhasilan,” ujarnya kemudian mengingatkan.

Menurut Nadiem, kepemimpinannya terinspirasi dari sosok Ki Hadjar Dewantara, terutama dalam menginspirasi gerakan Merdeka Belajar. Nadiem juga mengungkapkan bahwa dirinya juga terinspirasi dengan semua orang-orang yang bekerja bersamanya. “Yang dapat memberikan input terkait staregi pendidikan,” begitu ungkapnya. “Saya berproses bersama mereka di mana mereka dapat memprotes, mengritik, berdebat secara terbuka dengan saya,” akunya melanjutkan. “Mereka adalah aset, tim saya adalah mentor saya,” tambah Menteri Nadiem menekankan. Kegiatan pembekalan yang menarik ini diharapkan dapat berdampak positif bagi para pemimpin UPT, mengingat peran UPT di daerah untuk menyosialisasikan kebijakan Merdeka Belajar.

Sahabat RPK, Peran dan tugas UPT di daerah adalah untuk saling berkaitan terutama dalam koordinasi, kolaborasi, dan sinergi agar UPT dapat memimpin proses implementasi program prioritas di daerah. Kegiatan LDP itni untuk mendorong transformasi UPT di lingkungan Kemendikbudristek khususnya di lingkungan Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Ditjen GTK dan Ditjen Pendidikan Vokasi. Peserta yang terlibat dalam acara ini sebanyak 34 Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP)/Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), 33 Balai Besar Guru Penggerak (BBGP)/Balai Guru Penggerak (BGP), 7 Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV).