Olahraga dan Diet Mampu Kurangi Risiko Kanker Kolon
Written by rpkfm on 22 February 2018
Pola makan yang benar dan olahraga yang rutin dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker kolon atau kanker usus besar, demikian laporan riset dari American Institute for Cancer Research dan the World Cancer Research Fund.
Dalam laporan tersebut, para peneliti menganalisa sekitar 99 studi yang pernah ada dengan cakupan data dari 29 juta orang di seluruh dunia.
“Temuannya jelas bahwa diet dan gaya hidup memainkan peranan penting,” ujar pemimpin peneliti Edward L. Giovannucci, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health. “Terlepas dari prevalensinya, kanker kolon adalah penyakit yang dapat dicegah,” ungkap Profesor Edward seperti dilansir dari Washington Post.
Beberapa diantara bahan makanan yang dapat dijadikan menu diet untuk cegah kanker kolon antara lain mengasup lebih banyak makanan yang mengandung gandum utuh. Menurut Giovannucci, dari hasil banyak penelitian, mengasup gandum utuh tiga kali sehari dapat mengurangi risiko kanker kolon hingga 17 persen. Cara penyajiannya bisa bermacam-macam, mulai dari sereal, roti hingga pasta.
Mengapa makan gandum utuh baik untuk cegah kanker kolon? Menurut Michael A. Valente, ahli beda kolon dari Cleveland Clinic, gandum utuh memiliki kandungan serat/fiber yang cukup tinggi. Michael mengatakan bahwa fiber merupakan salah satu kunci utama pencegah kanker kolon. Selain gandum utuh, fiber dapat juga ditemui dalam buah-buahan dan sayur mayur.
Sementara itu, para peneliti juga menemukan bahwa banyak makan daging merah, seperti daging sapi dan daging babi, juga daging yang sudah diproses seperti sosis dan bacon, berpotensi meningkatkan risiko kanker kolon. Setiap 1.8 ons sehari dari daging yang sudah diproses ataupun mengasup daging merah 17.5 ons dalam seminggu, dapat meningkatkan risiko hingga 16 persen.
Mengapa? Karena semua jenis daging tersebut mengandung unsur besi yang tinggi. Seperti diketahui sebelumnya, unsur besi dalam makanan disebut sebagai salah satu pencetus kanker kolon.
Selain daging, laporan tersebut juga mengangkat peran alkohol dalam peningkatan risiko kanker kolon. Mengasup lebih dari 30 gram alkohol (sama dengan 2 gelas anggur, koktail ataupun bir) per hari, dapat meningkatkan risiko kanker kolon.
Lalu bagaimana dengan olahraga? Laporan Giovannucci dan kawan-kawan menyebutkan bahwa segala jenis aktivitas fisik, terutama olahraga, juga menjadi kunci pengurangan risiko kanker kolon. Kurang lebih 20 persen lebih rendah berisiko buat yang sering berolahraga, daripada yang kurang, atau bahkan tidak berolahraga sama sekali.
Kanker kolon tidak serta merta dirasakan segera, tapi merupakan penyakit akumulatif lebih dari 10 hingga 15 tahun, tanpa memunculkan gejala-gejala. Dianjurkan, bagi orang berusia di atas 50 tahun untuk memeriksakan diri ke dokter dengan metode kolonoskopi. (washingtonpost)